Kala Anak-anak di Bandung Dikenalkan Kaulinan Barudak

Kala Anak-anak di Bandung Dikenalkan Kaulinan Barudak

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 31 Okt 2024 23:30 WIB
Anak-anak bermain kaulinan barudak.
Anak-anak bermain kaulinan barudak. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Permainan anak saat ini kurang diminati oleh generasi muda. Anak-anak saat ini lebih memilih ponsel sebagai sarana hiburan dan permainan.

Melihat hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus menggencarkan pengenalan berbagai kaulinan barudak atau permainan tradisional Sunda kepada anak-anak. Itu sebagai salah satu upaya mencegah anak bermain ponsel.

Kaulinan barudak dikenalkan secara langsung ke anak-anak sekolah dasar yang ada di Kabupaten Bandung. Mereka nampak mencoba berbagai kaulinan sunda yang menarik dan seru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung, Nenden Siti Nurlaela mengatakan anak-anak tersebut akan menjadi penggawa pelestari budaya Sunda. Sehingga kaulinan barudak harus terus dilestarikan.

"Ini bukan rahasia umum lagi. Permainan anak-anak ini atau kaulinan barudak ini kita itu perlu dilestarikan di sekolah-sekolah," ujar Nenden, saat ditemui di Taman Kaulinan Barudak, Gedong Budaya Soreang (GBS), Kamis (1/11/2024).

ADVERTISEMENT

Nenden mengungkapkan anak-anak saat ini masih banyak yang memilih bermain gadget. Makanya Disbudpar terus mengenalkan kaulinan barudak.

"Nanti ke depannya mungkin kita harus ada workshop kepada guru-guru dan untuk menyampaikan kepada anak-anak didiknya dan menyampaikan kepada teman-temannya," katanya.

Dia menegaskan pengenalan kaulinan barudak dilakukan untuk pengenalan kepada generasi saat ini. Kata dia, beberapa permaianan atau kaulinan barudak terus dikenalkan kepada anak-anak.

"Tadi ada permainan cing ciripit. Itu ada filosofinya, bahwa kita itu harus gesit lah. Orang kalau tidak gesit nanti akan ketinggalan. Terus tadi juga ada sasalimpetan. Itu artinya bahwa semua orang, emua anak, kita semua bisa menjadi pemimpin. Kita semua bisa dipimpin," ucapnya.

"Terus permainan gangsing. Itu semua pasti pada tahu. Nah itu diajarkan bahwa si anak itu harus cerdik cara memainkan gangsing. Kan ada istilahnya menglilit benang dengan harus ketelitian. Akhirnya kita harus teliti dan keseimbangan," tambahnya.

Nenden berharap anak-anak tetap mengenal permainan tradisional atau kaulinan barudak. Sehingga jenis permainan tradisional tersebut tidak hilang ditelan zaman.

"Jadi jangan hanya main gadget yah. Itu boleh kita harus mulai teknologi, kita harus melek dunia luar. Tapi kita juga jangan sampai meninggalkan permainan yang ada di kita," pungkasnya.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads