Cerita Anggi Juarta Putra Berjuang Lestarikan Seni Tradisional Reak

Cerita Anggi Juarta Putra Berjuang Lestarikan Seni Tradisional Reak

Yuga Hassani - detikJabar
Sabtu, 22 Jun 2024 19:00 WIB
Ketua Reak Juarta Putra, Anggi Nugraha
Ketua Reak Juarta Putra, Anggi Nugraha (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Kabupaten Bandung - Seni tradisional reak biasanya identik orang tua atau sesepuh yang memainkannya. Namun di zaman modern kali ini anak muda turut berperan dalam melestarikan kebudayaan tersebut.

Anak muda tersebut adalah, Anggi Nugraha (24). Melalui grup seni reak Juarta Putra dirinya terus berkarya dan melestarikannya. Bahkan ditangannya, seni tradisional reak bisa tembus hingga ke negara Eropa.

Sejak kecil, Anggi kerap mengikuti kemanapun grup seni Juarta Putra melaksanakan pentas. Sehingga lingkungan tersebut membuatnya tertarik terhadap seni reak.

"Bagi saya mah reak teh keren yang utamanya. Walaupun waktu itu SMP, waktu SMA, saya memang sering dihujatnya. Karena memang dianggap tidak gaul, tidak mencintai musik reggae, tidak mencintai musik deathmetal," ujar Anggi, kepada detikJabar.

Anggi mengaku, dengan aktifnya melestarikan seni reak banyak masyarakat yang memandang sebelah mata. Bahkan sempat beberapa masyarakat menganggapnya sebagai penyembah setan.

"Itulah salah satu kenapa terus bertahan dan saya ingin membuktikan. Pertama adalah apa yang diciptakan oleh leluhur kita itu adalah sesuatu hal yang sangat luar biasa," katanya.

Menurutnya para leluhur telah menciptakan alat musik dan aransemen yang begitu indah. Kemudian dari segi pertunjukannya mempunyai makna yang mendalam.

"Makanya dari itu saya ingin terus memperkenalkan," jelasnya.

Saat tampil di Eropa pun grup Juarta Putra tetap mempertahankan aransemen musik dan lain-lainnya. Sehingga dalam penampilan pun terus membawakan lagu-lagu sunda.

"Kalau kita cinta terhadap karya leluhur, ya terus tunjukkan. Karena kita juga punya lagu, kita juga punya kepercayaan diri yang sangat tinggi. Lagu kita bahkan mungkin bisa melebihi lagu-lagu mereka (luar negeri) secara makna dan filosofi," ucapnya.

Menurutnya salah satu upaya melestarikannya adalah dengan tetap mengikuti perkembangan zaman. Maka kesenian reak akan mudah diterima masyarakat.

"Jadi saya juga harus punya konsep bagaimana caranya si reak ini, musik reak ini bisa diterima lebih baik oleh berbagai kalangan. Makanya saya sering masuk ke ramah komunitas apa aja," bebernya.

"Walau kita seniman tradisi, jangan sampai kita ketinggalan gaul dengan orang-orang yang ada di luar sana yang mungkin bisa lebih hebat dari kita," tambahnya.

Dia menegaskan tidak mengharapkan apresiasi dari siapapun. Namun dirinya akan terus melestarikan kesenian tersebut.

"Suatu saat 10 tahun ke depan, atau 20 tahun ke depan ini akan menjadi catatan sejarah dan sudah tercatat siapa orang yang membawa nama reak ke Eropa," tegasnya.

Menurutnya minat anak muda terhadap kesenian reak sudah mulai terlihat pada zaman ini. Kata dia, beberapa anak muda tersebut mayoritas masih berada di Bandung Timur.

"Sebetulnya kalau secara kuantitas anak-anak muda di Bandung, di Jatinangor, di Tanjungsari itu udah bagus. Karena memang hebitnya sekarang udah menjadi anak muda banget," bebernya.

Anggi menjelaskan terdapat 63 kelompok seni reak yang tercatat di Kecamatan Cileunyi. Kata dia, mayoritas kesenian tersebut diprakarsai oleh anak-anak muda.

"Itu sangat keren kan. Tapi kita jangan sampai lupa akan nilai-nilainya. Secara kuantitas udah maju, tapi kita harus pikirkan juga secara kualitasnya teman-teman, karena ini yang penting. Jadi di Sunda mah jangan ada istilahnya asal nabeuh (mukul) aja, tapi harus diseimbangkan dengan kualitasnya," kata Anggi.

Dia menambahkan minat perempuan terhadap seni reak pun sudah mulai terlihat. Menurutnya beberapa perempuan kerap mengikuti ketika seni reak tersebut mentas.

"Kesenian ini tuh tidak terbatas oleh gender lah, memang bebas. Apalagi cewek, toh dulunya fungsinya juga untuk menghormati seorang cewek. Reak itu memang untuk menghormati perumpamaan wanita, yaitu sosok dari Nyimas Sri Dewi Pohaci atau Padi. Makanya apa salahnya kalau ketika sekarang cewek-cewek maju dan ikut," pungkasnya. (mso/mso)



Hide Ads