Ada rencana liburan ke Kota Bandung akhir pekan ini? Yuk, berkunjung ke Grey Art Gallery. Galeri seni yang ada di Jalan Braga ini sedang menggelar pameran seni rupa yang dapat membuat Anda takjub.
Galeri seni ini mempersembahkan perhelatan The Redmiller Blood Experience bertema The Great Ocean Stories bertajuk "INSAN(G)" yang digelar 6 Juni hingga 20 Agustus 2024.
Pameran ini adalah sebuah presentasi tunggal karya Peter Rhian Gunawan yang berkolaborasi dengan penulis Sundea Salamatahari, seniman Erwin Windu Pranata, Gummy Art Studio, Mahasisa Institut Teknologi Nasional (ITENAS) dan BillMohdor studio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikJabar berkesempatan mengunjungi galeri seni ini pada Jumat (7/6/2024). Dari mulai ruangan depan sudah dipenuhi banyak lukisan bergambar hewan laut.
![]() |
Selain itu, di lantai dua terdapat karya seni yang mengingatkan kita dengan kerusakan lingkungan, lebih menarik saat masuk ke ruangan utama, di mana terdapat pasir terhampar di tengah-tengah galeri didukung dengan beragam properti bernuansa pantai.
Turun ke ruangan bawah, kita akan melihat ubur-ubur raksasa dan juga instalasi seni berwarna-warni. Selain itu ada juga balon raksasa yang bisa membuat Anda takjub dam dijadikan sebagai spot foto favorit bagai para pengunjung.
"Karya lukisan ada 14, art toys ada 3, ada juga giant balon dan lainnya. Pameran ini berlangsung hingga 20Aagustus dan dipersiapkan 3-4 bulan ke belakang, didukung Gen Project dan beberapa tim yang membantu," kata Peter kepada detikJabar.
Peter mengungkapkan, karya yang ditampilkan lebih fresh, berkonsep unik, serta membawa tema laut dan pantai yang dipindahkan ke dalam gedung. Hal ini diharapkan menjadi daya tarik luar biasa bagi pencinta seni umumnya bagi warga Bandung.
"Di sini saya identikkan sebagai kehidupan manusia dan saya hadirkan penggalan kisah manusia yang saya terjemahkan kedalam art work yang dikolaborasikan dengan tema pop culture seperti ada karakter one piece, karakter the little mermaid, aquaman, spongebob dan karakter lainnya," ungkap Peter.
![]() |
Dengan dikolaborasikan bersama pop culture, dia berharap banyak warga Bandung yang tertarik terhadap karya seni. Selai itu, pameran ini juga menjadi refleksi bagi pengunjung. Sebab mereka bisa berkaca dan merenung tentang kehidupan yang mereka jalani.
"Pesan sosialnya adalah terkadang kita merasa kehidupan kita baik-baik saja atau merasa kehidupan kita bisa stuck, saya harap melalui pameran ini kita bisa melihat kehidupan ini dan berbuat untuk kehidupan di masa mendatang," jelas pria lulusan Ilmu Desain Pascasarjana ITB itu.
"Ini wahana petualangan, kami suguhkan berbagai instalasi seni, art work dan cerita unik dan menarik yang menjadi satu paket yang bisa dinikmati pengunjung yang datang," tambahnya.
![]() |
Makna Kehidupan di Balik Karya Seni
Peter yang kini mengajar sebagai dosen di Universitas Kristen Maranatha juga menjadikan balon sebagai obyek seni yang dia buat. Dibalik warna-warni karya seni balon yang dia buat, Peter sebut balon-balon itu syarat akan makna dalam kehidupan.
"Balon itu merupakan suatu bahan material rapuh, ini sebagai pengingat bahwa kehidupan kita itu harus dimaknai dengan maksimal, penuh integritas dan penuh makna," ucap Peter.
Disinggung apakah pameran ini akan digelar di daerah lain selain di Bandung atau di luar negeri, pria berumur 44 tahun itu akan berunding dengan tim, meski demikian dia berkeinginan membawa pameran itu keluar Kota Bandung bahkan luar negeri.
"Road map dari sini, kita akan lakukan apa dan kemana, bahwa kita ingin pameran ini berkembang lagi ke depannya, mau ke mana? Kita akan berdiskusi dulu, mau kemana, ke kota mana atau negara mana," terang Peter.
![]() |
Chief Executive Manager Grey Art Gallery Angga Aditya Atmadilaga mengatakan, pameran ini digelar sebagai salah satu strategi untuk kampanye lingkungan.
"Karya-karya ini memiliki kekuatan, selain berisi isi ruang, karya seni ini berikan kesan tertentu, kalau kita lihat karya ini jadi referensi bagi mahasiswa seni rupa, karya ini bisa berinteraksi sangat akrab dengan para pengunjung. Interaksi dan berikan kesan kepada publik dan publik tahu hal tentang isu lingkungan," ujarnya.
(wip/orb)