.webp)
Replika rumah berhias aneka makanan terlihat mencolok dalam barisan iring-iringan pengantin padi saat ngunjung Buyut Lumbung Dalem di Desa Plumbon, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Benda yang dipikul oleh dua orang itu adalah 'panjang' sesaji tumpeng yang nilainya hingga jutaan rupiah.
Diceritakan salah seorang panitia Ngunjung Buyut Lumbung Dalem, Tiwan (51) tradisi panjangan sudah ada sejak dulu. Mulanya, panjangan adalah tumpeng yang dibawa warga untuk prosesi tradisi tersebut. Panjang menurutnya lebih mengarah seperti hidangan untuk para tamu undangan.
"Panjangan itu awalnya tumpeng nah akhirnya berjalan waktu ya mungkin karena untuk para tamu jadi yang lebih pantas lah. Mungkin tumpeng kan tidak bisa dibagi empat, kalau panjangan itu bisa dibagi empat," kata Tiwan, Rabu (5/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, warga Plumbon membuat sekitar 57 panjang berukuran besar. Panjang yang dibuat mirip seperti replika rumah berhias aneka hasil bumi seperti buah-buahan dan sayur serta berbagai makanan dan minuman kemasan yang membuat panjang lebih mewah. Di dalamnya terdapat sejumlah porsi nasi lengkap dengan lauk-pauknya.
Selain itu, untuk menambah hidangan kepada para tamu undangan, panitia juga menyiapkan panjangan yang sedikit lebih sederhana.
 Panjang, sesaji khas di Indramayu Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar |
"Yang bagusnya itu yang dipikul ada 57, kalau dari panitia menyediakan 40 buah panjang," ungkapnya.
Kemewahan panjang memiliki nilai yang cukup fantastis. Untuk satu buah nya bisa bernilai dari Rp 250 ribu hingga jutaan rupiah tergantung banyak dan isi yang ada dalam panjang tersebut.
"Sukarela, ya intinya bentuk kekompakan dalam satu desa khususnya Blok Gembul. Kalau ditaksir paling kecil itu biasanya Rp 250 ribu yang sederhananya," ujarnya.
Panjang tersebut ditempatkan di antara barisan para tamu undangan. Hingga setelah doa bersama selesai isi dari panjang itu diambil oleh para tamu undangan.
(dir/dir)
