Makna Kirab Mahkota Binokasih Bagi Tatar Galuh Ciamis

Makna Kirab Mahkota Binokasih Bagi Tatar Galuh Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Rabu, 17 Apr 2024 20:00 WIB
Kirab Mahkota Binokasih di Ciamis
Kirab Mahkota Binokasih di Ciamis. (Foto: Istimewa)
Ciamis -

Kirab Mahkota Binokasih di Kabupaten Ciamis kembali digelar kedua kalinya. Kedatangan mahkota peninggalan Kerajaan Galuh itu disambut antusias oleh seluruh kalangan, dari pemerintah, budayawan hingga masyarakat.

Momen ini dilakukan selama dua hari, yaitu 16-17 April 2024. Kegiatan ini merupakan agenda Keraton Sumedang Larang dan Pemkab Sumedang dalam rangkaian hari jadi, juga kerja sama dengan 4 pemerintah daerah.

Mahkota diarak di dua tempat bersejarah di Ciamis yakni Astana Gede Kawali dan Situ Lengkong Panjalu. Tempat tersebut diyakini sebagai lokasi peninggalan Kerajaan Galuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi warga Tatar Galuh Ciamis, Mahkota Binokasih memiliki makna yang mendalam. Meski lama berada disimpan di Keraton Sumedang Larang, namun mahkota ini dipercaya dibuat oleh Bunisora dari Kerajaan Galuh dan digunakan untuk melantik atau mengukuhkan Raja Galuh.

Kepala Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia mengatakan Mahkota Binokasih memiliki kesejarahan dengan Ciamis. Sudah dua kali berturut-turut mahkota dibawa keliling ke 4 daerah, yakni dimulai dari Ciamis lalu ke Kota Bogor, Kabupaten Bogor, kemudian kembali ke Sumedang.

ADVERTISEMENT

"Ini sosialisasi nilai-nilai luhur. Semoga Provinsi ke depan ikut terlibat karena melibatkan 4 daerah. Mahkota Binokasih ini dibuat bukan hanya sebagai siger atau totopong, tapi konsep besar yang digagas oleh Bunisora Suradipati orang Galuh tentang sebuah peradaban yang ideal dicita-citakan," jelasnya.

Menurut Budi, Binokasih memiliki arti kasih sayang, bahkan turunan dari kalimat bismillah. Sehingga baginya makna yang terkandung dari Mahkota Binokasih adalah simbol konsep besar, gagasan besar tentang sebuah peradaban besar.

"Hanya pemimpin yang punya cinta kasih sayang peradaban ini akan berkembang dan maju. Dulu calon raja yang memakainya harus dipastikan kualitas hidupnya berorientasi terhadap mengasihi. Tidak boleh tidak adil, harus menyejahterakan rakyatnya. Nilai-nilai itu ingin dihidupkan bahwa kita saamparan, sajajaran, pemersatu," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Disbudpora Ciamis Erawan Darmawan mengatakan Mahkota Binokasih merupakan lambang pemersatu. Menurutnya, selama ini Ciamis merindukan hadirnya mahkota tersebut di Ciamis. Tapi dengan kebersamaan, mahkota itu bisa didatangkan ke Ciamis melalui koran.

"Wacana mengenai pemilik, pembuat dan siapa yang berhak sudah sepakat dilebur tapi bukan dihapuskan dari sejarah. Tapi bagaimana proses ke depan untuk dimanfaatkan," ucapnya.

Menurut Erwan, Binokasih memiliki makna pembinaan kasih sayang. Melalui kirab tersebut, pemerintah ingin mengkampanyekan bahwa pembangunan harus didasari kasih sayang. Menghormati sejarah leluhur yang sudah berjuang untuk menyejahterakan masyarakat.

"Keluarga Keraton Sumedang Larang juga sudah menyadari bahwa Mahkota Binokasih ini bukan hanya milik Sumedang. Tapi memiliki sejarah panjang, bagaimana mahkota ini dibuat di Galuh, kemudian dengan perpindahan ibu kota ke Padjajaran dan sempat lama di Bogor digunakan Prabu Siliwangi. Lalu melalui Kandaga Lante dibawa ke Sumedang," jelasnya.

"Jadi melalui kirab tentunya m mp yang satukan warga Sumedang Larang, Galuh dan Padjajaran. Sehingga satu ikatan satu Sunda saamparan. Kita sama-sama melestarikan budaya Sunda," ucapnya.

Kirab Mahkota Binokasih ini juga sebagai edukasi supaya masyarakat Tatar Galuh mengetahui dan penasaran. Sehingga mereka akan mencari tahu dan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tanah kelahiran untuk mengembalikan masa kejayaan Galuh.

"Mahkota yang diarak ini memang replika tapi sudah berumur ratusan tahun dan terbuat dari emas. Yang asli disimpan diamankan," pungkasnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads