Mengutip dari detikEdu, permukaan Bumi kala itu berbentuk batuan cari selama 800 juta tahun dan bukan lingkungan terbaik untuk menjadi rumah. Namun setelah permukaan Bumi mendingin dan memadat menjadi lempeng benua, mikroorganisme muncul. Salah satunya adalah cyanobacteria yang tumbuh subur di cekungan air asin dangkal. Hidupnya cukup dekat dengan permukaan karena bergantung dengan Matahari untuk fotosintesis.
Seiring waktu, berbagai macam stromatolit menakjubkan terbentuk di sekitar koloni cyanobacteria. Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Budi Setiadi Daryono menjelaskan stromatolit adalah struktur batuan kuno yang dihasilkan oleh mikroba dengan selaputnya yang dapat memerangkap lumpur.
Faktanya struktur stromatolit sangat kompleks yang memberikan bukti bila struktur tersebut dulu penuh dengan kehidupan. Entah bagaimana stromatolit bisa bertahan selama miliaran tahun hingga akhirnya ditemukan pertama kali oleh ahli paleobiologi J William Schopf pada tahun 1993 di Australia Barat.
Fosil Dinosaurus Kalah Tua
Ketika berbicara tentang fosil, spesimen yang paling tua tertuju pada Sue the Tyrannosaurus rex. Sue adalah T rex terlengkap yang pernah ditemukan dengan usia 67 tahun.
Tetapi bukan Sue, fosil purba tertua memiliki usia 50 kali lebih tua dari Sue tepatnya berusia 3,45 miliar tahun. Hal ini merujuk pada stromatolit.
Memang berbeda dengan dinosaurus, stromatolit tidak pernah menjadi bagian dari organisme hidup. Sebaliknya, mereka terbentuk dengan cara yang sama seperti membuat patung.
Mereka bak dipahat satu per satu oleh lapisan tipis sedimen dan kalsium karbonat dari cyanobacteria dan sel tunggal lainnya. Prosesnya sangat lambat sehingga wajar bila hadir hingga ribuan tahun.
Dengan membeda dan mengkesplorasi stromatolit secara hati-hati, para ilmuwan memiliki akses terhadap satu-satunya petunjuk yang tersisa tentang seperti apa kehidupan awal di Bumi.
Pentingnya Penemuan Stromatolit
Ketika Darwin pertama kali mengajukan teori evolusi, ia menyadari bahwa ada kesenjangan dalam catatan fosil. Hal ini menimbulkan ancaman serius terhadap klaimnya tentang semua kehidupan berasal dari nenek moyang jauh yang sama.
Teknologi yang masih terbatas pada masa itu sulit untuk mengidentifikasi fosil-fosil yang berusia lebih dari beberapa juta tahun. Hal ini berlangsung selama lebih dari 100 tahun.
Beberapa orang berpendapat bahwa bukti dari apa yang disebut dengan "mata rantai yang hilang" antara kehidupan yang kita kenal saat ini dan bentuk kehidupan di awal terbentuknya Bumi tidak akan ditemukan. Hingga stromatolit ditemukan.
Para ahli biologi akhirnya memiliki bukti yang menyakinkan mengnai kapan dan jenis kehidupan apa yang pertama kali menghuni Bumi. Karena pemahaman inilah, ada gagasan yang lebih baik tentang bagaimana kehidupan bisa berevolusi.
Salah satu contohnya adalah terkait atmosfer Bumi pada masa cyanobacteria dan kehidupan lain pertama muncul. Pada saat itu, atmosfer terdiri dari metana, amonia dan gas yang kini merupakan zat racun.
Ilmuwan juga percaya bahwa organisme seperti cyanobacteria punya peran penting untuk menciptakan oksigen melalui respirasi anaerobik. Hal ini bisa diketahui melalui stromatolit.
Prof Budi menjelaskan hingga saat ini stromatolit masih terus dihasilkan oleh mikroba dan memiliki kemiripan dengan stromatolit kuno. Salah satu ada di Taman Nasional Yellowstone Amerika Serikat dan wilayah Bahama.
Namun jika tidak bisa dilindungi, kita bisa kehilangan salah satu bukti bisu yang penuh fakta paling akurat di planet ini selamanya.
Artikel ini tal tayang di detikEdu dengan judul Bukan Dinosaurus, Ini Fosil Tertua yang Pernah Ditemukan. (det/sud)