Pemerintah Kabupaten Cianjur diminta segera masukan tiga pilar budaya dalam kurikulum pendidikan. Pasalnya meskipun sudah ada Peraturan Daerah (Perda), upaya pelestarian kebudayaan Cianjur dinilai masih minim.
Ketua Komite Tiga Pilar Budaya Kabupaten Cianjur Raden Sulaeman mengatakan, Cianjur memiliki tiga kebudayaan yang diwariskan dari pendiri Kota Santri, yakni Ngaos, Mamaos, dan Maenpo.
"Sudah sangat dikenal Cianjur ini dengan tiga pilar budayanya, Ngaos (Ngaji), Mamaos atau seni tembang Cianjur, dan Maenpo (pencak silat)," ucap dia, Senin (5/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Pemkab Cianjur sudah menunjukkan keseriusannya dalam pelestarian budaya dengan mengesahkan Perda tiga pilar budaya. Namun, Sulaeman menilai masih belum maksimal.
"Aturannya sudah ada, tapi saya kira belum maksimal pengaplikasiannya. Masih belum besar gaungnya," ucapnya.
Sulaeman menyebut, saat ini Perda tersebut masih sebatas aturan yang belum dijalankan. "Target kita kan pelestari budaya dapat perhatian, dan para generasi muda turut melestarikan. Tapi sayangnya belum bisa direalisasikan hingga saat ini, karena dorongan dan sokongan dari pemerintahnya belum maksimal," kata dia.
Dia mendesak, Pemkab segera membuat Perbup khusus yang mengatur ada ekstrakurikuler kebudayaan lokal di setiap sekolah.
"Kami mendorong agar budaya lokal ini jadi muatan lokal di kurikulum pendidikan, atau minimalnya jadi ekstrakurikuler wajib," kata dia.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, Pemkab Cianjur sudah menunjukkan keseriusannya dalam pelestarian budaya, di antaranya dengan membuat Perda.
"Untuk selanjutnya sedang dibuat Perbup, agar nanti jadi ekstrakurikuler wajib. Utamanya untuk Mamaos dan Maenpo," kata dia.
Dia menargetkan, Cianjur menjadi kota tujuan wisata budaya dengan terlestarikannya tiga pilar budaya, Ngaos, Mamaos, dan Maenpo.
"Cianjur ini terkenal dengan wisata alamnya. Tapi kita juga ingin kita dikenal dengan kebudayaannya. Mimpi besarnya Cianjur jadi Balinya di Jawa Barat. Makanya kita genjot pelestarian budaya. Nanti ada juga pusat wisata budayanya. Tapi ini perlu dukungan semua pihak," pungkasnya.
(mso/mso)