Rumah peninggalan zaman dulu kerap memiliki kesan berbeda dibandingkan dengan rumah model kekinian. Terlebih didukung faktor lingkungan di sekitarnya.
Rumah 'jadul' semacam itu masih banyak ditemui di Kabupaten Sumedang. Seperti rumah berusia ratusan tahun milik Emah (84) di Dusun Hambawang, Desa Padaasih, Kecamatan Conggeang.
Rumah model panggung dengan anyaman bambu atau bilik ini tampak begitu asri dengan halamannya yang ditumbuhi rumput hijau serta pohon rambutan yang begitu rindang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian 'golodog' (Sunda : bagian depan rumah) yang diubahnya menjadi teras berkeramik, semakin menambah kesan adem saat dilihat. Ditambah dengan keberadaan kolam ikan yang ada di samping rumah.
Rumah Mak Emah terbilang cukup luas dengan memiliki beberapa ruangan di antaranya ruang tamu, ruang tengah, dua ruang kamar tidur, satu ruangan tempat salat dan penambahan ruangan dapur dan toilet.
Sembilan puluh persen dari rumah itu masih orisinal. Hanya sedikit yang mengalami perbaikan atau perubahan. besi-besi penyangga ventilasi udara serta besi-besi di bagian teras rumah peninggalan zaman dulu tampak masih kokoh berdiri dengan desainnya yang khas dan sederhana.
Tidak hanya bentuk dan material bangunannya yang masih mempertahankan keorisinalitasannya, bahkan perabotannya pun beberapa di antaranya merupakan peninggalan zaman dulu. Seperti, kursi dan lemari di ruangan tengah.
![]() |
Dadi (63), anak kedua dari Mak Emah mengungkapkan, rumah tersebut merupakan rumah peninggalan turun temurun yang telah berusia ratusan tahun atau kini telah ditempati oleh generasi keempat.
"Rumah ini itu sudah ditempati oleh empat generasi, pertama itu ditempati oleh moyang saya yang dipanggil Abah Eyang, kemudian dilanjutkan oleh Uyut saya yaitu Haji Marzuki, kemudian oleh kakek saya yang bernama Sumitra, lalu ditempati oleh kedua orang tua saya yakni Mak Emah dan suaminya yang kini telah meninggal yaitu almarhum Pak Adik," ungkap Dadi kepada detikJabar di lokasi belum lama ini.
Menurut Dadi, rumah yang kini ditempati oleh ibunya, adik iparnya serta dua keponakannya itu tidak banyak perubahan dari dulu sampai sekarang.
"Perubahannya hanya di bagian depan rumah yang dulunya berupa golodog kini jadi teras berkeramik, terus di bagian atap depan yang semula berbahan seng kini diubah dengan atap spandek," terangnya.
![]() |
Lantaran kesan unik yang dimilikinya, tidak jarang ada sebagian 'orkay' alias jutawan yang ingin membelinya.
"Suka, suka ada saja yang menawar rumah ini. Bahkan pernah ada yang menawar ke kita dengan tawaran kita bebas mau bangun di mana saja, model gimana saja semua biaya ditanggungnya asal tukar dengan rumah ini," ungkap Dadi.
Bagi keluarga Dadi sendiri, rumah tersebut adalah rumah peninggalan yang akan dijaga oleh keluarga sampai kapan pun.
"Rumah ini menjadi salah satu rumah yang pertama berdiri di Dusun Hambawang," ujarnya.
(yum/yum)