Menengok Produksi Gamelan Purbalaras yang Tembus Pasar Internasional

Kota Bandung

Menengok Produksi Gamelan Purbalaras yang Tembus Pasar Internasional

Daffa Sarja - detikJabar
Minggu, 05 Nov 2023 09:30 WIB
Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung.
Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung (Foto: Daffa Sarja/detikJabar).
Bandung -

Di Kota Bandung terdapat bengkel pengrajin gamelan yang sudah berdiri sejak tahun 1960, tepatnya berada di Cipamokolan, Kecamatan Rancasari. Nama bengkel tersebut adalah Purbalaras. Selain terkenal di Kota Kembang, gamelan Purbalaras ini juga sudah terkenal hingga kancah internasional.

Pemilik Bengkel Purbalaras Dedi Rahmat atau lebih dikenal sebagai Asep Ahum mengatakan, dirinya merupakan generasi kedua yang meneruskan jejak usaha orang tuanya. Sejak tahun 1960, orang tuanya sudah mulai merintis usaha tersebut.

"Berdiri pada tahun 1960, dahulu dikelola oleh bapak saya. Sedangkan saya mulai di tahun 1994 sampai dengan sekarang, berarti sudah sekitar 29 tahun lamanya. Di tahun 1994 itu saya sudah mulai pisah dengan orang tua saya, maksud pisah di sini, saya sudah mulai membuka usaha sendiri. Kemudian di tahun 1997, bapak saya meninggal dan dilanjutkan usahanya oleh saya," ucap Dedi kepada detikJabar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian untuk nama Purbalaras sendiri, itu pemberian dari bapak saya dari dulu. Untuk artinya sendiri, Purba berarti zaman dahulu, sedangkan Laras artinya benar atau serasi. Jadi maksudnya laras anu baheula kalau dalam bahasa Sunda," lanjut Dedi.

Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung.Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung. Foto: Daffa Sarja

Produk yang dihasilkan oleh Purbalaras sendiri sangat beragam, mulai dari gamelan Sunda degung, salendro. Bahan yang dibuat pun sangat beragam, mulai dari besi, stainless, kuningan, dan perunggu. Harga yang ditawarkan pun beragam, sesuai dengan bahan yang digunakan.

ADVERTISEMENT

"Harga gamelan di sini itu bermacam-macam, mulai dari gamelan besi, gamelan stainless, gamelan kuningan, dan gamelan perunggu. Kalau gamelan besi itu harganya tidak terlalu mahal, kisaran Rp12 juta per set. Kemudian gamelan salendronya saya jual sampai Rp18 juta per set. Kalau untuk stainless nya dijual sampai Rp24 juta per set, kemudian untuk gamelan salendronya saya jual sampai Rp28 juta," jelas Dedi.

Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung.Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung. Foto: Daffa Sarja

"Kalau untuk gamelan kuningan, kita jual sampai Rp35 juta. Dan untuk gamelan salendronya kita jual sampai Rp40 juta. Sebenarnya banyak yang lebih murah dari harga yang saya jual, tapi kualitas memang kurang. Di sini kita memang mengedepankan kualitas, baik dari segi bentuk, bunyi, dan ketebalan. Namun harga pun tidak dipatok selalu begitu, kadang suka ada tawar menawar dengan pembeli juga," lanjutnya.

Dedi berharap, kesenian musik Sunda ini dapat berkembang lebih pesat dan dikenal lagi oleh orang-orang, terutama generasi muda. Agar kesenian dan kebudayaan di Indonesia tetap bisa terlestarikan.

"Mudah-mudahan kesenian musik Sunda ini lebih maju dan dikenal lagi oleh orang-orang, terutama anak-anak muda. Soalnya gini, anak-anak muda sekarang kadang kala bukan meninggalkan namun memang jarang saja peminatnya. Anak-anak muda harus mempelajari dan mencintai, karena siapa lagi yang akan mempelajari budaya kita kalau bukan anak2 muda. Giliran kesenian dan kebudayaan kita di kuasai oleh orang asing, kita baru marah. Bahkan bisa sampai di klaim oleh negara asing. Karena apa? Karena di negara asalnya jarang dipakai," ujar Dedi.

Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung.Purba Laras, tempat pembuatan gamelan di Bandung. Foto: Daffa Sarja

Merambah Pasar Internasional

Gamelan Purbalaras ini sudah mencapai pasar mancanegara. Dedi mengatakan, gamelan buatannya telah dikirim hingga ke Malaysia. Dia mengaku telah menjalin hubungan yang cukup lama dengan Negeri Jiran tersebut.

"Dulu awal-awal mulai terkenal di daerah Malaysia, salah satu universitas di sana ambil barang dari saya. Dalam satu bulan saya bisa kirim tiga kali sebanyak satu kontainer, saya hubungan dengan Malaysia sudah sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, salah satu penyebab lain mengapa gamelan produksi Purbalaras bisa mencapai kancah internasional adalah karena faktor teman-teman dirinya yang berasal dari negara asing.

"Alhamdulillah gamelan Purbalaras ini sudah sampai internasional. Jadi gini, saya kan Alumni dari ISBI, dulu pada saat namanya masti ASTI Bandung orang asing banyak yang sekolah di situ, sehingga banyak teman-teman orang asing. Kalau orang asing itu, mempelajari gamelan sebelum dia mahir maka tidak akan pulang ke negara asalnya. Harus menguasai dulu, jika sudah menguasai dia baru pulang. Mereka mencari gamelan dari saya, sehingga saya itu bisnis dari mulut ke mulut, dari temen-teman satu perjuangan, satu profesi, satu grup," tutur Dedi.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads