Kampung Pasir Tukul, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi sempat menjadi primadona dengan banyaknya perajin tulang kaki sapi pada awal tahun 2000-an. Mereka membuat karya seni dari tulang kaki sapi tersebut di rumahnya masing-masing.
Saat mengunjungi kampung tersebut, terdapat sebuah gapura dengan berwarna merah putih. Kemudian di atas gapura tersebut tertulis Kampung Seni Ukir Tulang.
Dari luar nampak terhampar lahan kosong besar. Namun jika masuk lebih dalam lagi kampung tersebut masuk dalam permukiman padat. Terlihat beberapa warung dan usaha lainnya di pemukiman tersebut. Nampak sudah tidak terlihat lagi masyarakat yang tengah mengerjakan ukiran tulang kaki sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perajin tulang kaki sapi, Idin (66) mengatakan banyak masyarakat yang belajar membuat karya seni tersebut padanya. Sehingga banyak warga yang berprofesi sebagai perajin ukiran tulang kaki sapi di awal tahun 2000-an.
"Dulu mah sekitar tahun 2002 ada sekitar 30 persen mayoritas warga di sini perajin. Ada sekitar 60 sampai 70-an orang," ujar Idin saat ditemui detikJabar beberapa waktu lalu.
Menurutnya para perajin di kampungnya banyak membuat karya seni dari tulang kali sapi. Karya seni tersebut berupa pipa rokok, kalung kujang, hingga tongkat komando.
"Kita murni membuat karya seni itu hanya pakai tangan," katanya.
Idin mengaku para perajin di kampungnya telah berkurang. Pasalnya para pengrajin kurang paham dalam segi pemasaran.
"Sekarang yang suka bikin tinggal 10 keluarga, itu semuanya masih keluarga saya. Kakak saya dua orang masih ada. Ada yang buat casing jam," jelasnya.
![]() |
Dia menyebutkan penjualan tulang kaki tersebut telah merambah ke dunia online. Hal tersebut dilakukannya bersama sang anak-anaknya.
"Alhamdulillah sekarang penjualan masih ada. Pesennya pakai online. Dari 6 tahun ke belakang mulai jualan online. Itu yang ngurus ya anak-anak saya," ucapnya.
Idin mengungkapkan saat ini kondisinya sudah tidak sekuat saat masa-masa muda mengawali pada tahun 1974 silam. Bahkan dirinya saat ini mengalami penyakit stroke yang telah diderita beberapa tahun lalu.
"Sekarang mah saya pegang pensil juga agak susah. Makanya diteruskan aja sama anak-anak. Saya stroke ringan sudah 6 tahun. Jadi anak-anak yang nerusin kalau banyak orderan," pungkasnya.
(yum/yum)