Sebuah kampung di Kabupaten Majalengka hanya memiliki 7 suhunan atau atap. Kampung tersebut berada di Dusun Balemalang, Desa Balagedog, Sindangwangi, Majalengka.
Di sana, terdapat 6 bangunan rumah warga dan 1 musala. Belum diketahui secara pasti kenapa suhunan di kampung Balemalang berjumlah tetap. Namun anehnya, jika ada yang pindah dari kampung tersebut tidak lama kemudian ada lagi yang memilih tinggal di Balemalang.
Begitupun sebaliknya, jika ada yang membangun rumah di sana, beberapa waktu kemudian ada penduduk setempat yang pindah ke kampung lain. Oleh karena itu, suhunan di kampungnya ini tidak pernah bertambah maupun berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah penduduk di Kampung Balemalang hanya ada 7 Kelapa Keluarga (KK). Profesi warga setempat, yakni perajin anyaman rotan hingga petani. Bahkan anyaman rotan di kampung tersebut cukup dikenal masyarakat luas.
"Kalau yang sepuh-sepuh ke sawah, nganyam. Kalau yang muda-muda nganyam rotan, menjahit juga ada. Yang dagang di sini ada. Tapi mayoritas nganyam," kata Ketua RT setempat, Jojon Jumhana.
Saat detikJabar mengunjungi kampung tersebut juga, nampak setiap sudut rumah warga terdapat beberapa hasil anyaman rotan. Bahkan salah seorang warga, Arji (60) bersama istrinya terlihat masih sibuk menganyam hingga sore hari.
"Enya sok dugi ka sontenan. [Iya suka sampai sore (mengayam)," kata Arji.
Arji menghidupi keluarganya dari keterampilan yang diajarkan oleh orang tuanya dulu. Arji cukup mahir membuat boboko (bakul nasi) itu. Dari hasil anyamannya, dalam dua minggu ia bisa menghasilkan 20 boboko.
Menurutnya, boboko yang dibuatnya itu akan dijual kepada pengepul. Dari satu boboko, Arji mendapatkan upah Rp20 ribu.
"'Dijual ka pengepul 20 rebu per satu. Tapi lama menggawenya, dua minggu teh meunang na teh 20 siki. [Dijual ke pengepul Rp20 ribu per boboko. Tapi lama bikinnya, dua minggu cuma dapet 20 biji]," ujar dia.
(yum/yum)