Mengenal Sandi Widal, Bahasa Rahasia Warga Sukabumi

Mengenal Sandi Widal, Bahasa Rahasia Warga Sukabumi

Siti Fatimah - detikJabar
Sabtu, 17 Jun 2023 09:17 WIB
Bahasa Sandi Widal.
Seorang pemuda sedang melihat rumus bahasa Sandi Widal di Museum Dapuran Kipahare, Kota Sukabumi. (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Bahasa menjadi salah satu alat komunikasi yang digunakan masyarakat secara umum. Di Kota Sukabumi, ada bahasa sandi yang dipertahankan secara turun-temurun, yaitu bahasa sandi widal. Sandi-sandi itu pertama kali diciptakan di wilayah Tipar, Kecamatan Citamiang.

Dalam bahasa Sunda, bahasa Sandi Widal dibaca 'basa sani widal.' Sandi Widal ini digunakan khusus untuk mengubah bahasa Sunda dengan menggunakan rumus-rumus penggantian huruf.

Asal-usul adanya sandi Widal ini cukup menarik untuk diulas. Beberapa tokoh masyarakat dan sejarawan Sukabumi mengungkapkan jika sandi-sandi ini sudah digunakan masyarakat sejak zaman Belanda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya dari zaman penjajahan Belanda sudah ada bahasa Widal, karena dulu itu orang Belanda sudah tahu bahasa Sunda, maka dibuatlah bahasa sandi tersebut. Kebetulan pas pembuatannya atau ramai digunakannya di daerah Tipar. Kata 'Tipar' jika diubah menggunakan bahasa sandi jadi 'Widal' maka dinamakan bahasa sani Widal," kata Ketua Widal Community Mbul kepada detikJabar, belum lama ini.

Menurutnya, anak-anak setempat pada zaman dulu sudah fasih menggunakan Sandi Widal. Contoh penggunaan bahasa ini misalnya Nowa Gunahuyi yang artinya Kota Sukabumi atau seling dalam bahasa Sunda menjadi gering (sakit).

ADVERTISEMENT

"Kalau dulu zaman saya kecil dari anak-anak juga sudah menggunakan Sandi Widal, walaupun tidak seluruhnya, karena itu kan bahasa sandi. Jadi bahasa Sunda yang disandikan. Remaja, anak kecil biasa nongkrong di luar Tipar ingin nggak ketahuan ngobrol apa, ya pakai Sandi Widal," ucap Mbul.

Mengelabui Belanda

Catatan Sandi Widal sudah digunakan sejak zaman Belanda juga diperkuat dengan keterangan sejarawan. Sandi Widal pun digunakan untuk mengelabui Belanda yang sudah paham bahasa Sunda.

"Konon menurut Pak Bandi seorang tokoh asli Tipar yang sudah meninggal, konon bahasa Sani Widal sudah ada sejak zaman Belanda dan bukan berasal dari Sukabumi, tapi dari Cianjur. Bahasa tersebut dipergunakan banyak masyarakat supaya tidak diketahui oleh orang Belanda mengingat saat itu banyak orang Belanda pandai berbahasa Sunda," kata Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah.

Selain itu, bahasa Sandi Widal disebut muncul ketika pembangunan stasiun dan rel kereta api. Diperkirakan sekitar tahun 1881-1883 sandi ini muncul, kala itu para pekerja asal Cianjur tinggal di bedeng-bedeng dan biasa menggunakan bahasa Sandi Widal.

"Lama-kelamaan bahasa tersebut menyebar ke masyarakat sekitar dan dipergunakan oleh masyarakat. Sempat pula katanya ada pejabat atau menak yang juga membiasakan bahasa tersebut saat terjadi pembangunan (verbetering) fasilitas di kampung Tipar yang terjadi sekitar tahun 1930-an," kata Irman.

Kini bahasa itu pun masih dilestarikan oleh beberapa masyarakat. Segelintir warga Tipar dan wilayah Sukabumi lain masih hapal rumus-rumus atau Sandi Widal.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads