Bahasa Sunda tergolong unik. Bahasa daerah masyarakat Jawa Barat ini memiliki kosakata khas di daerah-daerah tertentu. Artinya meski sama-sama Jawa Barat dan berbahasa Sunda, namun di beberapa kabupaten atau kota ada istilah atau kata-kata tertentu yang khas.
Salah satunya penyebutan nama jenis sayuran genjer. Bagi masyarakat Tasikmalaya atau Priangan Timur, genjer adalah sebutan untuk gendot.
Sebutan gendot ini terdengar asing bagi masyarakat Sunda yang tinggal di wilayah Bandung Raya atau wilayah Pakuan seperti Sukabumi, Cianjur dan lainnya. Gendot di wilayah ini lebih identik dengan cabe gendot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya gendot itu genjer, genjer bahasa Indonesia, kalau gendot bahasa Sunda," kata Mamah Atik (50), pemilik warung nasi di Jalan Tarumanagara Kota Tasikmalaya, Kamis (8/6/2023).
Atik mengaku menggunakan kata genjer dengan sebutan gendot sejak dirinya kecil. Itu karena di wilayahnya memang berlaku demikian. "Saya asli dari Kecamatan Cibalong, Tasikmalaya, di kampung saya memang genjer disebut gendot," ujar Atik.
Selain itu, tanaman eceng gondok pun oleh masyarakat Tasikmalaya dikenal dengan sebutan eceng gendot. "Kalau eceng gondok, disebut eceng gendot atau hanya disebut eceng," kata Atik.
Tanaman bernama latin Limnocharis Flava itu sudah akrab di lidah masyarakat Sunda. Gendot umumnya dimasak dengan cara ditumis atau masyarakat Sunda menyebutnya oseng gendot. Masakan ini terasa lebih nikmat jika dihidangkan bersama masakan khas Sunda, nasi liwet, ikan asin, sambal dan lainnya.
Hal lain yang menarik dari oseng gendot ini adalah kerap menjadi bahan kelakar di obrolan masyarakat. Oseng gendot acap kali disebut makanan 'mereka kembali'. Sebutan itu karena gendot tidak dicerna sempurna oleh tubuh.
"Walau pun 'mereka kembali', tapi oseng gendot enak, rasanya beda, khas. Sama nasi hangat, ikan asin, sambal, tahu, tempe, pedo pisan (enak sekali)," jelas Atik.
Kentang Alias Kumeli
Sayuran lain yang memiliki sebutan khas di masyarakat Tasikmalaya adalah kentang yang lebih dikenal dengan sebutan kumeli.
Namun penyebutan kumeli untuk kentang ini, lebih sering dilafalkan oleh orang tua. Meski kalangan anak-anak muda Tasik pun paham artinya.
"Sebetulnya sebutan kumeli untuk kentang itu sudah lumrah, bukan hanya di Tasik. Sepengetahuan saya di daerah lain di Jawa Barat, kumeli sering terdengar diucapkan," kata Euis Mardiani (65) warga Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
Dia menambahkan kumeli kerap diidentikan dengan kentang berukuran kecil, yang biasanya dijadikan cemilan. "Kentang kecil yang sering direbus, dijual di tukang bajigur, dijadikan cemilan seperti kacang rebus, nah itu biasanya disebut kumeli," ungkap Euis.
Sebutan kentang dialamatkan kepada yang berukuran besar dan kerap jadi bahan masakan. "Seperti mustopa, itu kan disebut kentang mustopa bukan kumeli mustopa," ujar Euis.
Kentang mustopa sendiri merupakan masakan olahan kentang yang diiris mirip lidi dan digoreng kering, kemudian diberi bumbu balado. Mustopa termasuk masakan yang biasanya hadir di jamuan hajatan atau resepsi. Biasanya mustopa dipadukan dengan guyuran sayur sop.
"Karena tahan basi, mustopa sering dijadikan bekal bagi warga Sunda yang mau bepergian. Misalnya bagi anak yang mau mondok di pesantren. Bahkan kalau dulu, mustopa dijadikan bekal warga yang mau pergi haji," tutur Euis.
(orb/orb)