Asal-usul Kata 'Ewe', Dulu untuk Panggilan bagi Wanita Bersuami

Asal-usul Kata 'Ewe', Dulu untuk Panggilan bagi Wanita Bersuami

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 06 Jun 2023 14:10 WIB
Ilustrasi contoh pantun Sunda lucu.
Ilustrasi kata 'ewe' (Foto: Istimewa)
Sumedang -

Beberapa warga Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu menyebut istrinya dengan panggilan 'ewe'. Lantas bagaimanakah kata ewe ditinjau dari sisi bahasa Sunda? Sebab, kata ewe menjadi kata sedikit tabu saat diucapkan di ruang publik bagi daerah lain.

Praktisi Budaya Sunda Ari Andriansyah memaparkan, kata ewe dulunya merupakan kata biasa serta tidak berkonotasi jorang (cabul) bagi masyarakat Sunda terutama bagi suku Baduy di Banten.

Kata ewe, sambung Ari, digunakan untuk penyebutan perempuan yang telah memiliki suami. Sementara bagi perempuan yang belum memiliki suami adalah awewe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu di Sunda terutama di suku Badui Banten juga begitu (kata ewe menjadi kata yang lumrah/biasa), kata ewe digunakan untuk perempuan yang telah memiliki suami," ungkap Ari yang juga selaku tenaga pengajar di SMAN Jatinangor, Sumedang saat dihubungi detikJabar, Selasa (6/6/2023).

"Jadi pasangan suami istri kalau di Badui mah disebutnya ewe salaki. Perempuannya disebut ewe, sementara sumianya disebut salaki," ujar Ari menambahkan.

ADVERTISEMENT

Menurut Ari, adanya perbedaan atau gap antara generasi dulu dan sekarang ditambah minimnya pengetahuan bahasa dan budaya Sunda pada generasi saat ini, menjadi salah satu faktor kenapa kata ewe terdengar sedikit aneh atau tabu.

Ia sendiri belum mengetahui pasti kapan kata tersebut menjadi satu kata yang sedikit tabu untuk diucapkan dan didengar di tengah masyarakat.

"Itu saya belum tahu kapan pastinya, saya harus cek dulu data di perpustakaannya Ajip Rosidi dan harus dicek ke Kang Dadan Sutisna yang memiliki data-data tentang Sunda, dari mana awal mula adanya perubahan penggunaan untuk kata ewe tersebut," paparnya.

Padahal, kata Ari, kata ewe salaki untuk menyatakan pasangan suami istri sudah ada dan sudah digunakan dari sejak zaman Kerajaan Padjadjaran.

"Semisal dalam kalimat, salaki pamajikan kudu hirup sauyunan atau ewe salaki kudu akur (artinya : pasangan suami istri harus hidup rukun)," terang Ari.

Ari menuturkan, bagi masyarakat Sunda sendiri, penyebutan untuk hubungan suami istri atau hubungan intim dikenal dengan kata sapatemon.

"Jadi bagi yang sudah tahu mah biasa saat mendengar kata ewe. Menjadi ramai, karena banyak yang belum tahu asal - usulnya," ucapnya.

Untuk kata ewe di Indramayu sendiri, menurutnya, perlu dikaji secara sejarah kaitannya dengan kapan kata itu muncul. Kemudian apakah kata itu dipengauhi atau merupakan kata serapan dari daerah atau budaya lain ?

"Sebab, kalau saya berbincang dengan teman saya yang orang Indramayu, sangat jarang juga orang Indramayu yang menggunakan kata itu. Terus kalau Indramayu kan daerahnya berada di pulau Jawa pesisir, jadi kemungkinan ada kata-kata serapan yang dipengaruhi daerah lain," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Warga Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Jabar, menyebut istrinya dengan panggilan 'ewe'. Kata ewe, di daerah lainnya bermakna beda dengan yang ada di Lelea. Percakapan antarwarga Lelea yang membicarakan istrinya tentu akan sulit diterima bagi orang Sunda di daerah lain.

Perbedaan kata ewe di Indramayu dan daerah lainnya itu memang kerap mengundang kesalahpahaman. Hal itu pernah terjadi saat rombongan dari Lelea bertemu warga Bandung. Warga Lelea kala itu ada agenda berangkat ke Bandung. Awalnya obrolan mengalir begitu saja, termasuk para rombongan pria.

Ketika obrolan para pria menyebut 'ewe' soal istrinya. Pria Lela merasa seperti biasa. Namun, pria Bandung tampak kaget dan bingung dengan ucapan warga Lelea. Menurut Anggi Suprayogi (27) warga Tamansari, Kecamatan Lelea, yang menjadi saksi perbincangan itu menyebut, warga Lelea kala itu mengucapkan kalimat 'ewe inya diewe aing' (Istri kamu bersama istri saya).

"Kuwu di sini kan istrinya orang Bandung. Nah orang sini ada yang ngobrol sama orang Bandung, dan berkata ewe inya di ewe aing (istri kamu bersama istri saya). Orang Bandung kebingungan," kata Anggi belum lama ini.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads