Asa Menjaga Kelestarian Kesenian Genjring Akrobatik Indramayu

Asa Menjaga Kelestarian Kesenian Genjring Akrobatik Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Kamis, 04 Mei 2023 07:30 WIB
Kesenian genjring akrobatik di Indramayu.
Kesenian genjring akrobatik di Indramayu. (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Napas tersengal-sengal terlihat dari seorang pria saat berjalan di atas tali tambang. Tongkat bambu di tangannya jadi satu-satunya alat bagi pria itu sebagai penyeimbang ketika tampil.

Satori namanya. Pria berusia 52 tahun itu tampak piawai saat melakukan atraksi. Penampilan warga asal Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu itu sukses merebut perhatian penonton.

Kemampuan itu diakui hasil dari perjalanan panjangnya jadi pemain kesenian genjring akrobatik. Sejak usia 7 tahun, Satori sudah mengikuti jejak orang tuanya di berbagai pertunjukan kesenian Indramayu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak kelas 1 SD, ya umur tujuh tahunan. Itu sekitar tahun 1970. Waktu itu ikut sama bapak yang juga pemain akrobat," kata Satori kepada detikJabar, Rabu (3/5/2023).

Selama jadi dalang atau pemain akrobat, Satori mengaku pernah mengalami kecelakaan. Ia pun sempat terjatuh saat mainkan atraksi. Untungnya, kejadian itu tidak terlalu parah.

ADVERTISEMENT

"Pernah jatuh, paling kekilir aja," jawab Satori singkat.

Kesenian genjring akrobatik di Indramayu.Kesenian genjring akrobatik di Indramayu. Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Dijelaskan Satori, bahwa seni genjring akrobatik ini sudah ada sejak dulu. Konon, genjering ini digunakan pada masa para Wali yang digunakan sebagai media dakwah. Seiring waktu, kesenian itu mengalami perubahan dengan adanya perpaduan. Antara seni musik jenis genjring dengan sejumlah pertunjukan akrobat.

Bahkan, banyak grup seni genjring akrobatik bermunculan dengan berbagai nama. Seperti grup genjring akrobatik bintang satu dan sekarang menjadi nama genjring bintang wisata.

"Dulunya dilakukan oleh kakek saya, Kiai Samad dari desa Tambi, terus diturunkan ke bapak saya namanya pak Saleh di Desa Jatisura. Terus ke saya," jelas Satori.

Memang, penghasilan jadi seorang pemain genjring akrobatik ini jauh dari kata cukup. Namun, hal itu tidak menghalangi semangat pemain genjring akrobatik. Bahkan, sampai sudah berusia lanjut mereka masih mampu memainkan aneka atraksi.

"Kalau sehari-hari sih petani, ternak kambing juga," kata salah satu pemain grup genjring akrobatik bintang wisata itu.

(yum/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads