Nadran menjadi tradisi di beberapa belahan Indonesia, termasuk di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Upacara ini sudah berusia puluhan tahun.
Pantauan detikJabar, Rabu (3/5/2023) para nelayan terlihat antusias mengikuti jalannya ritual pelarungan kepala kerbau. Tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini dilakukan sebagai bentuk syukur para nelayan atas hasil tangkapan di laut.
Proses panjang dipersiapkan nelayan untuk melaksanakan tradisi itu. Mulai dari menyiapkan sesajen yang berisi kepala kerbau jantan, buah-buahan, hingga makanan-minuman yang ada dalam replika kapal kecil atau disebut meron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, sebelum pelarungan dilakukan di tengah laut sejauh 2 Kilometer. Upacara seperti ruwatan hingga doa bersama juga dilakukan dengan hikmat.
"Ini sebenarnya menyimbolkan rasa syukur. Karena kerbau ini merupakan simbol satu sisi ada simbol kekuatan dan kebodohan. Dengan pelarungan ini maka kekuatan kita ambil dan simbol jeleknya kita buang," kata Pemerhati Budaya Indramayu, Nang Sadewo, kepada detikJabar usai prosesi pelarungan kepala kerbau.
Menurutnya kegiatan tangkap ikan dari muara Karangsong, Kabupaten Indramayu ini sudah ada sejak dulu. Dalam catatan nya, koperasi sudah terbentuk sejak tahun 1917 silam dan baru melaksanakan tradisi nadran di kisaran tahun 1970-an.
![]() |
Itu Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana tradisi nadran menjadi sebuah pesta budaya yang banyak dinanti oleh masyarakat. Namun, nadran kala itu hanya berlangsung secara sederhana.
"Dari catatan masa lalu, tradisi ini berlangsung sederhana, perahunya masih memakai perahu layar dan hanya dilakukan oleh kelompok nelayan tertentu saja," jelas Nang Sadewo.
Saat ini, nadran yang dimotori KPL Mina Sumitra dilakukan rutin setiap 2 tahun sekali. Namun, lantaran pandemi COVID-19, pesta laut baru dilaksanakan meriah di tahun 2023 ini.
"2 tahun sekali ya untuk nadran ini, karena tahun kemarin ada pandemi dan sebagainya akhirnya tahun ini baru bisa dilaksanakan. Dan masyarakat nelayan senang semua nya mudah-mudahan berkah untuk Indramayu untuk nelayan," kata Bupati Indramayu, Nina Agustina setelah menyaksikan prosesi pelarungan kepala kerbau.
![]() |
Menurutnya, tradisi ini harus tetap terjaga selain mempertahankan kearifan budaya lokal juga sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan laut.
"Harus dipertahankan, bagaimana Indramayu dengan garis pantai terpanjang dan penghasil ikan se Jawa Barat terbesar. Mudah-mudahan sejahtera. Dengan adanya nadran ini tadi juga sudah berdoa bersama-sama dan pelarung sebagai adat agar bangkit lagi untuk budaya lokal Indramayu," pungkasnya.
(yum/orb)