Tradisi menangkap ikan dengan tangan kosong atau ngobeng di Kabupaten Ciamis, tak pernah absen setiap hari besar seperti Idul Fitri. Tradisi ini sebagai salah satu sarana rekreasi dan ajang silaturahmi bagi masyarakat.
Seperti yang digelar oleh sekelompok pemuda karang taruna Angsana Muda di Lingkungan Sikuraja, Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis, pada H+1 Lebaran. Mereka membendung saluran irigasi lalu melepas puluhan ikan mas untuk diburu oleh masyarakat menggunakan tangan kosong.
Pantauan detikJabar, terlihat puluhan anak-anak dan orang dewasa turun ke saluran irigasi yang sudah dibendung itu. Mereka kemudian membungkuk dan merentangkan tangan sambil berjalan. Tujuannya untuk meraba ikan dan menangkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa dari mereka sengaja berkelompok 4-5 orang, bekerja sama supaya ikan dapat terkumpul di satu titik agar lebih mudah menangkapnya. Warga benar-benar menangkap ikan dengan tangan kosong, bagi yang menggunakan jala atau alat lainnya akan didiskualifikasi.
Ikan yang disebar pun hanya ikan mas atau kancra dan nilem. Dua jenis ikan tersebut tidak memiliki duri sehingga tidak melukai tangan saat ditangkap. Berbeda dengan ikan jaer nila atau gurami yang punya duri. Ada juga ikan warna merah dengan tanda khusus, bagi yang menangkapnya akan mendapat door prize dari panitia.
Panitia Ngobeng Riky Firmansyah mengatakan tahun ini karang taruna Angsana Muda Galuh kembali menggelar tradisi ngobeng. Pada malam harinya, digelar juga acara mancing mania yang diikuti oleh pria dewasa semalam suntuk.
"Setiap Lebaran tradisi ini sudah menjadi kegiatan wajib. Ngobeng sama mancing. Alhamdulillah antusias masyarakat cukup tinggi, sebagai sarana hiburan warga," ucapnya.
Menurut Riky, tradisi ngobeng ini sebagai salah satu ajang silaturahmi antar sesama masyarakat. Sekaligus juga melatih kekompakan dan kemampuan serta melatih kesabaran. Tradisi ngobeng ini juga memiliki filosofi, meski mencari ikan di lokasi yang sama tapi akan mendapat hasil tangkapan ikan berbeda. Sama seperti kehidupan di mana orang tinggal di tempat yang sama, namun rezeki bisa berbeda.
"Makna dari tradisi ngobeng ini saya rasa cukup banyak. Sebagai silaturahmi, sesama warga menjadi lebih dekat dan kerja sama. Juga memiliki filosofi tersendiri," katanya.