Karya seni sering kali menampilkan nilai-nilai sejarah serta mitos dari berbagai penjuru dunia. Banyak sekali karya seni yang merujuk kepada sebuah kultur dan mitologi.
Serupa dengan karya Yogie Achmad Ginanjar, seniman yang menetap di Bandung tersebut ikut memamerkan karya-karyanya di pameran yang dinahkodai oleh ArtSociates pada 17 Maret 2023 di Lawangwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Karyanya yang berjudul "Survivor : Revisting Daud vs Goliath" terinspirasi dari musibah Pandemi COVID-19. Menurutnya, pandemi merupakan ujian yang sangat besar bagi manusia di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mencoba menerapkan alegori yang positif dari kisah Nabi Daud melawan Jalut, dimana ketika itu Daud yang masih 15 tahun dapat mengalahkan raksasa yang dzalim, hal ini sama dengan yang kita rasakan, ketika pandemi kita sama-sama berdoa untuk dapat melaluinya," ucap Yogie kepada detikJabar.
Bagi Yogie karya tersebut adalah upaya bagi dirinya untuk mengaitkan fenomena kontemporer tapi dilihat dari perspektif nilai khazanah Islam. Sejak 2016 Yogie memang mulai menyentuh nilai-nilai keislam dalam setiap karyanya. Meski demikian ia merasa tidak bisa digolongkan sebagai seniman yang berfokus terhadap nilai-nilai seni islam, seperti seniman Kaligrafi.
Yogie sendiri selalu terpukau dengan teori harmoni dualisme, oleh karena itu setiap karya yang ia ciptakan selalu memiliki konsep dari certita-cerita yang berbeda kulture namun memiliki plot serta elemen yang sama.
![]() |
Karyanya yang berjudul "Objective Psyche" berhasil mempresentasikan konsep mitos Oedipus dan kisah Sangkuriang. menurutnya hal ini ia lakukan sesuai dengan konsep Psikoanalisa modern tentang ketidaksadaran kolektif yang dikemukankan oleh Carl G. Jung.
"Jadi di karya itu ada sosok sentral yaitu ibu, kemudian dua tokoh pemuda yang sama-sama menyimpan perasaan kepada ibunya. Saya pikir elemen serta plot memiliki keserupaan meski dari dua kulture yang berbeda, satu dari timur dan satu dari barat," tambah Yogie.
Dalam karyanya tersebut Yogie mempercayai bahwa sebeda-bedanya manusia pasti selalu saja memiliki kesamaan kolektif yang tidak mereka sadari, dan kesadaran tersebut tidak akan hilang ditelan waktu. Karena menurutnya sejarah selalu terulang dan cerita selalu berulang juga.
"Menurut saya hal ini perlu kita ketahui, karena dengan perbedaan tersebut justru kita melahirkan persamaan," ungkapnya.
(yum/yum)