Memudarnya Penutur Bahasa Sunda Lea di Indramayu

Memudarnya Penutur Bahasa Sunda Lea di Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Sabtu, 11 Mar 2023 09:30 WIB
Potret Desa Lelea di Indramayu yang memakai bahasa Sunda Lea
Potret Desa Lelea di Indramayu yang memakai bahasa Sunda Lea (Foto: Sudedi Rusmadi/detikJabar).
Indramayu -

Bahasa Jawa Indramayu merupakan alat komunikasi sosial yang umum digunakan warga Indramayu. Namun, selain bahasa Indonesia, sebagian kecil warga Indramayu juga menggunakan bahasa sehari-hari dengan bahasa Sunda.

Desa Lelea salah satunya. Sebuah desa yang berada di Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu itu mayoritas komunikasi nya dengan berbahasa Sunda. Uniknya, Bahasa Sunda yang dituturkan warga sejak abad 1600 an itu masih otentik atau bahasa kuno yang disebut bahasa Buhun.

Seiring waktu berlalu, penutur bahasa Sunda Lea di desa seluas sekitar 422 hektare itu mulai berkurang. Bahkan, 50 persen dari sekitar 4.500-an jumlah penduduk Desa Lelea tak lagi memakai bahasa Sunda Lea.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mulai turun yang paling terasa itu di tahun 2000 juga sudah mulai surut penutur nya," kata Kepala Desa Lelea Raidi belum lama ini.

Raidi menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan turunnya penutur bahasa Sunda Lea sebagai sarana komunikasi sosial masyarakat. Di antaranya adalah perkawinan.

ADVERTISEMENT

Diakuinya, Desa Lelea yang berdampingan dengan masyarakat desa lain yang memakai bahasa Jawa Indramayu turut mempengaruhi pelestarian bahasa Sunda Lea. Bahkan, justru kedua bahasa itu bisa digunakan dalam komunikasi di waktu yang sama.

"Kalau ada pendatang atau nikah dengan orang dari daerah lain itu bisa mengikis Sunda kalau mereka tidak mengajarkan-nya kepada anak-anaknya," kata Raidi.

Kondisi itu tentu membuat Raidi khawatir. Sebagai Kepala Pemerintah Desa. Raidi terus mencoba melestarikan bahasa Sunda Lea.

Ia menjelaskan bahasa itu sampai saat ini masih digunakan dalam berbagai prosesi adat istiadat desa. Seperti adat ngarot, mapag tamba, dan adat lainnya.

Selain itu, di kehidupan sehari-hari ia pun sering mengajak anak-anak di desa agar memakai bahasa Sunda. Sebab, diakui Raidi, banyak anak usia sekitar kelas 1 Sekolah Dasar sudah kesulitan menggunakan bahasa Sunda Lea.

"Saya sih pancing anak-anak yang lagi pada main pakai uang 2 ribuan atau permen itu tujuan biar anak-anak pada ngomong pakai Bahasa Sunda. Makanya ada anak-anak yang bilang kalau mau ke pak kuwu harus pakai Sunda, kalau nggak pak kuwu nggak mau ngomong," jelasnya.

Tidak berhenti di situ, Raidi yang sudah 2 kali menjabat sebagai kepala desa sering mengajukan permohonan agar bahasa Sunda Lea diajarkan di sekolah.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads