Mengulik Makna Kata Tah dan Jeh dalam Bahasa Cirebon

Mengulik Makna Kata Tah dan Jeh dalam Bahasa Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Minggu, 22 Jan 2023 14:00 WIB
Ketua Lembaga Bahasa Cirebon, Akbarudin Sucipto
Ketua Lembaga Bahasa Cirebon, Akbarudin Sucipto. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Tah dan Jeh merupakan dua imbuhan yang familiar bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Hampir di setiap kalimat, dua kata imbuhan itu selalu terucap dari masyarakat Cirebon saat mereka berkomunikasi.

Lalu, apa sebenarnya makna dari imbuhan kata Tah dan Jeh dalam bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Cirebon dalam percakapan sehari-hari?

Menurut Ketua Lembaga Bahasa Cirebon, Akbarudin Sucipto, Tah dan Jeh dalam bahasa Cirebon merupakan imbuhan kata yang biasa digunakan untuk mengungkapkan suatu ekspresi. Baik ekspresi heran atau dalam suasana bertanya-tanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, dua imbuhan kata Tah dan Jeh juga sering digunakan sebagai ungkapan penekanan atau penegasan bagi orang yang mengeluarkan sebuah pernyataan.

"Jadi penggunaan Tah dan Jeh dalam bahasa Cirebon itu bisa untuk mewakili suatu ekspresi tertentu," kata Akbarudin Sucipto saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Kemudian, dalam bahasa Cirebon yang biasa digunakan oleh masyarakat setempat, dua imbuhan kata Tah dan Jeh juga sering muncul dalam sebuah pertanyaan maupun jawaban yang disertai dengan ungkapan penegasan.

Contoh kata-kata pertanyaan dalam bahasa Cirebon yang mendapat imbuhan kata Tah, salah satu-satu yang sering digunakan adalah iya tah?. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata-kata pertanyaan itu bisa berarti 'Apakah Benar?' atau 'Apakah Iya?'.

Sementara untuk contoh kata-kata pertanyaan dalam bahasa Cirebon yang mendapat imbuhan kata Jeh, salah satu yang juga sering digunakan adalah priben eh?. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata-kata pertanyaan itu, bisa bermakna gimana sih?.

"Dalam bahasa Cirebon, imbuhan kata Tah dan Jeh seringnya memang muncul dalam sebuah pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang disertai dengan ungkapan penegasan," kata dia.

Hingga kini, imbuhan kata Tah dan Jeh masih sangat sering digunakan oleh masyarakat di Cirebon saat berkomunikasi. Bahkan meski kadang mereka sedang menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi, namun imbuhan kata Tah dan Jeh masih sering muncul dalam setiap kata-katanya.

Oleh karenanya, maka tidak heran jika dua imbuhan kata itu seolah sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi wilayah Cirebon maupun daerah sekitarnya.

Tak ubahnya seperti daerah-daerah lain, Cirebon juga memiliki bahasa yang menjadi ciri khasnya. Ada dua bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Cirebon dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Sunda.

Meski mayoritas masyarakat Cirebon berbahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, namun di beberapa daerah tertentu, ada juga masyarakat yang menggunakan bahasa Sunda sebagai alat komunikasinya.

Kendati demikian, bahasa Jawa maupun bahasa Sunda yang biasa digunakan masyarakat Cirebon memiliki ciri khasnya tersendiri. Sebab, bahasa yang dimiliki oleh daerah yang terletak di jalur utama lintas Pantura itu berbeda dengan bahasa Jawa maupun bahasa Sunda pada umumnya.

"Kalau bahasa jawa di Cirebon sebenarnya induknya memang bahasa Jawa. Tapi secara dialek itu berbeda. Akhirnya disebut juga kalau itu adalah bahasa Jawa dialek Cirebon," kata Akbarudin.

Sementara bahasa Sunda yang digunakan oleh masyarakat Cirebon juga berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya. Karena, dalam bahasa Sunda yang digunakan oleh masyarakat Cirebon terdapat beberapa kata atau diksi yang diambil dari bahasa Jawa.

"Seperti contohnya, ketika masyarakat Cirebon menuturkan pertanyaan 'Mau Kemana?', itu bahasa Sundanya bukan arek kamana?, tapi arek ka endi?. Endi di situ kan sebenarnya bahasa Jawa yang artinya mana," kata dia.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads