Berbincang dengan orang Sunda, kamu pasti akan banyak mendengar imbuhan Mah, Teh, Da atau Atuh. Kata imbuhan ini menjadi ciri khas tersendiri dalam Bahasa Sunda yang membuatnya unik.
"Kata Mah, Teh, Da dan Atuh tepatnya disebut kecap 'panganteb' atau kata penegas. Dia tidak memiliki arti tersendiri. Dia baru memiliki arti ketika ditambahkan pada sebuah kata kerja, kata sifat dll," tutur Ketua Kelompok Studi Budaya (KSB) Sunda 'Rawayan', Agustin Purnawan pada detikJabar, Rabu (10/8/2022).
Kata Mah, Teh, Da dan Atuh juga bisa disebut sebagai imbuhan yang spesifik digunakan untuk penegas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Imbuhan penegas ini hanya ada di Sunda," tuturnnya.
Baca juga: 12 Nama Pahlawan Nasional dari Jawa Barat |
Seperti apa penggunaan kata Mah, Teh, Da dan Atuh dalam percakapan sehari-hari? Simak contohnya di bawah ini :
1. Mah
Tingali we Si Asep mah kalakuana sok kitu geura. Artinya: Lihat saja, Si Asep kelakuannya sering begitu.
2. Teh
Ari ieu teh sapatu nu saha? Artinya Kalau ini sepatu punya siapa?
3. Da
Budakna emang sok mahiwal da. Artinya Anaknya memang suka beda dari yang lain.
4. Atuh
Rek loba duit mah gawe atuh! Artinya Kalau mau banyak uang ya kerja!
Kombinasi kata panganteb atau imbuhan penegas ini juga sering terdengar karena tak ada aturan dalam pemakaiannya. Bagaimana, seberapa sering kamu menggunakan imbuhan penegas dalam Bahasa Sunda ini?
(tya/tey)