Rumah Bestong Tempo Dulu Sumedang yang Lestari

Rumah Bestong Tempo Dulu Sumedang yang Lestari

Nur Azis - detikJabar
Selasa, 27 Des 2022 08:30 WIB
Rumah tipe Bestong, Sumedang.
Rumah tipe Bestong, Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Kabupaten Sumedang memiliki sejarah cukup panjang dari masa kerajaan hingga masa kolonial Hindia Belanda. Pengaruhnya masih dapat terlihat dari bentuk bangunan tempo dulu yang masih berdiri hingga kini.

Seperti bentuk rumah unik yang dimiliki Yeyet Ruhyat, seorang warga di Dusun Batukarut, Desa Cibeureumwetan, Kecamatan Cimalaka.

Yeyet menyebut, rumah yang ditinggalinya bersama istri dan anak semata wayangnya itu merupakan rumah dengan tipe bestong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dulu mah tipe rumah itu kan ada gedong, bestong dan panggung, nah kalau tipe rumah ini masuknya rumah bestong karena bangunannya terdiri dari setengah tembok dan setengah lagi kayu dan bilik bambu," ungkapnya kepada detikJabar.

Rumah Yeyet sendiri merupakan rumah warisan kakeknya yang ditinggali secara turun temurun.

ADVERTISEMENT

"Ini dulunya rumah kakek saya bernama Aip, terus diturunkan ke bapak saya bernama Aang dan sekarang ditinggali oleh saya sebagai anak bungsu, ayah saya sendiri meninggal diusia 80 tahun," terangnya.

Dari keterangannya itu, rumah Yeyet dipastikan telah berdiri dari sejak masa Hindia-Belanda.

Keunikan dari rumah Yeyet sendiri terletak pada desain dan bahan bangunannya yang secara keseluruhan masih tampak asli.

Atapnya yang berbentuk prisma tampak lebih tinggi jika dibandingkan dengan atap rumah pada umumnya. Begitu pun dengan langit-langit rumahnya yang menjadikan sirkulasi udara terasa lebih lepas.

Pada langit-langit rumahnya itu disangga oleh balok-balok kayu berbentuk kotak berukuran besar meski rumah tersebut tidak bertingkat. Hal paling kentara lainnya adalah tembok bagian depan rumah yang tersusun dari batu-batu alam.

Menurut Yeyet, rumah tersebut dari sejak dulu bentuknya tidak pernah berubah.

"Dari dulu begini-begini saja bentuknya," ujarnya.

Yeyet menuturkan, keunikan lain dari rumahnya itu yakni meski sebagian besar bangunan rumah berbahan kayu dan bilik bambu namun sejauh ini belum pernah diterpa oleh serangan rayap.

"Dulu, katanya sih pada bagian biliknya ini pengecatannya tidak menggunakan cat pada umumnya tapi pakai tanah, lalu ke sini-sini ditimpa dengan menggunakan cat kapur," tuturnya.

Rumah dengan luas bangunan sekitar 8 meter x 8 meter tersebut memang tidak mengalami renovasi yang cukup berarti. Rumah itu memiliki 1 ruang kamar tidur dan 1 ruangan berbentuk L yang memanjang ke belakang.

Di ujung ruangan itu terdapat dua pintu yang posisinya berada di belakang dan di samping bagian rumah. Ruang tipe L yang menjorok ke dalam itu kini telah di sekat dan dijadikan sebuah ruang kamar tidur yang sejajar dengan ruang kamar sebelumnya.

"Renovasi yang telah dilakukan paling bikin sekat waktu buat satu ruang kamar tidur dan merenovasi bagian dapur, selebihnya tidak ada yang direnovasi," paparnya.

Selain bangunan, Yeyet pun masih menyimpan barang-barang unik lain peninggalan dulu. Salah satunya sebuah lemari kaca berbahan kayu jati asli.

"Lemari ini juga sudah ada dari sejak dulu," ujarnya.

Rumah Yeyet yang berada di tengah pemukiman warga, kini menjadi salah satu rumah unik yang ada di Kabupaten Sumedang.

"Kalau di dusun ini, mungkin hanya rumah ini yang paling tua usianya," ujarnya.

(mso/mso)


Hide Ads