Rintik sisa hujan masih berjatuhan di antara semilir angin yang begitu dingin. Minimnya penerangan jalan dan lalu lalang kendaraan, semakin menambah suasana sunyi di jalur lama jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang malam itu.
Binatang malam yang biasanya gaduh pun seolah wegah mengeluarkan bunyinya. Hanya gemerisik suara rerimbun pohon besar yang setia menghiasi ruang-ruang gelap di kawasan tersebut.
Jalan lama Cadas Pangeran, kini memang jarang dilalui kendaraan lantaran hanya menjadi jalur alternatif bagi jalan utama yang ada di bawahnya. Sebab, kawasan tersebut menjadi salah satu kawasan yang rawan akan bencana longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, di sana terdapat tebing tinggi bebatuan dan jurang yang sangat curam. Sehingga arus kendaraan di jalur lama pun menjadi terbatas.
Latar belakang sejarah yang menyelubungi jalur lama Cadas Pangeran semasa Hindia Belanda, membuatnya dikenal sebagai jalan angker dan seram. Sebab konon, dalam pembangunannya, banyak memakan korban jiwa.
Namun, bagi warga setempat, jalan tersebut tidak ubahnya seperti akses jalan pada umumnya. Bahkan beberapa warga mengaku tidak pernah mengalami hal-hal mistis saat melintas di jalan tersebut.
Seperti salah satunya yang diutarakan oleh Beno ( 39), Warga Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan.
"Saya lahir di sini dan selama itu pula saya belum pernah mengalami hal-hal berbau mistis," terangnya kepada detikjabar belum lama ini.
Namun, ia pun tidak menyangkal bahwa jalan lama Cadas Pangeran memang sudah dari dulu terkenal menyeramkan. Bedanya, kalau dulu lantaran masih banyak binatang liar bukan ke hal-hal berbau mistis.
"Jadi dulumah seram teh karena pohon-pohon masih banyak di sepanjang jalan dan warga yang melintas itu takutnya bukan sama jurig tapi sama binatang liar seperti ular," terang Beno yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan.
Bicara soal binatang liar, khususnya ular, sambung Beno, warga pun hingga saat ini masih banyak sering melihatnya.
"Kalau ular sanca besar saya pernah melihat bahkan warga pun sering lihat," terangnya.
Menurutnya, hal lain yang menyebabkan jalan Cadas Pangeran dikenal angker dan seram karena dulunya kawasan Cadas Pangeran pernah jadi tempat pembuangan mayat.
"Dulu mah saat saya masih kecil, sering denger kabar suka ada yang buang mayat di Cadas Pangeran ini, tapi kalau sekarang mah sudah tidak ada," ujarnya.
Selain daripada itu, Beno sendiri mengaku belum pernah mengalami hal mistis. Meski demikian, Beno menyebut ada satu tempat yang oleh sejumlah warga dijadikan sebagai tempat keramat. Tempat itu bernama Cadas Lawang.
"Cadas Lawang ini lokasinya tidak jauh jika ditempuh dari arah Sumedang, di sana terdapat batu Cadas yang ada tulisan prasastinya," terangnya.
Hal berbeda diutarakan oleh Mulyana (39), warga lainnya. Ia pernah mengalami hal mistis tepat di tanjakan pertigaan yang mengarah ke Desa Cijeruk. Bahkan hal mistis itu pun dialami juga oleh temannya.
"Saya entah secara kebetulan entah gimana, di sana saya pernah lihat sesosok pocong pas malam-malam, saya kira warga yang bercanda, tahu-tahu sosok itu menghilang pas saya perhatikan lebih lama," ucapnya.
"Saat itu teman saya tidak percaya sama saya, eh pas dia lewat ke situ, dia pun sama diperlihatkan sama sosok pocong itu," terangnya menambahkan.
Meski demikian, pengalaman mistis tersebut menjadi hal yang wajar dan ia anggap sebagai hal yang biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Adapun soal lokasi Cadas Lawang, ia pun membenarkan bahwa di sana terdapat sebuah patilasan.
"Di sana itu ada yang berbentuk kuburan tapi itu sebenernya patilasan, tapi saya sendiri tidak tahu itu tuh patilasan apa," tuturnya.
Mulyana menambahkan, sementara terkait soal ular besar, warga memang sering melihat binatang tersebut.
"Nah kalau untuk ular, binatang itu biasa terlihat di lokasi dekat aliran mata air Cilawas, lokasinya berada tepat di pertengahan jalan lama Cadas Pangeran," ucapnya.
Mengenal Jalan Cadas Pangeran
Jalan Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang menjadi salah satu jalan cukup terkenal di Indonesia. Hal itu lantaran, jalan ini memiliki sejarah cukup monumental dalam pembangunannya.
Dilansir dari situs resmi Dinas Binamarga dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat, https://dbmtr.jabarprov.go.id, Jalan Cadas Pangeran merupakan bagian dari jaringan jalan raya pos (de grote postweg) yang membentang dari ujung barat (Anyer) sampai ujung timur Pulau Jawa (Panarukan/Banyuwangi) atau membentang sepanjang 1.044 kilo meter.
Jalan tersebut dibangun semasa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels berkuasa di tanah Hindia Belanda (Indonesia sekarang) pada 1808-1811.
Kini, Jalan Cadas Pangeran sendiri memiliki dua jalur. Ada jalur lama atau jalur atas dan ada jalur baru atau jalur bawah.
Jalur atas merupakan jalan yang dibangun oleh Daendels pada 1808. Sementara jalur bawah adalah jalan yang dibangun oleh Bupati Sumedang, yakni Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah pada 1908.
Jalan Cadas Pangeran yang memiliki tebing tinggi dan jurang yang dalam tersebut, disebut-sebut banyak memakan korban jiwa pada saat pembangunannya.
Kini sekitar 214 tahun pun telah berlalu. Jalan Cadas Pangeran menjadi salah satu jalur terpenting yang menghubungkan Bandung-Sumedang-Majalengka-Cirebon.
(mso/mso)