Kala Mahasiswa Australia Belajar Hidup di Ciamis

Kala Mahasiswa Australia Belajar Hidup di Ciamis

Dadang Hermansyah - detikJabar
Selasa, 06 Des 2022 01:15 WIB
Mahasiswa Australia di Ciamis.
Mahasiswa asal Australia mencoba permainan tradisional di Ciamis. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Sebanyak 35 Mahasiswa dari Queensland University Australia dan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mendatangi Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Mereka melakukan penelitian selama tiga hari di Sakola Motekar Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya.

Selama berada di Ciamis, para mahasiswa ini dikenalkan dengan budaya berbagai kegiatan masyarakat Ciamis. Salah satunya mengikuti permainan tradisional seperti mencoba enggrang, paciwit-ciwit lutung, dan permainan zaman dulu lainnya.

Mahasiswa Australia juga ikut turun ke kolam mengikuti tradisi ngobeng atau menangkap ikan dengan tangan kosong. Sebetulnya ngobeng ini tradisi yang biasa digelar saat peringatan 17 Agustus atau hari raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pegiat Sakola Motekar Deni Weje mengatakan selama berada di Ciamis pada mahasiswa Australia dan ITB ini tidur di rumah warga. Sehingga bisa belajar bertetangga ala warga Ciamis.

"Di sini mereka juga dikenalkan diskusi ala Sakola Motekar. Yakni The Power of Ngariung dengan membahas berbagai hal. Sehingga berpeluang menciptakan kolaborasi," ujar Deni Weje, Senin (5/12/2022).

ADVERTISEMENT

Deni Weje menyebut para mahasiswa Australia berkesempatan bertransaksi di Pasar Kinanti. Di sana terdapat gelaran jual-beli produk, pangan sehat, dapur sehat, pilah sampah dari rumah hingga mengikuti latihan gamelan.

"Uniknya mereka latihan satu hari kemudian malam harinya ditampilkan di panggung di sini. Siang harinya mereka ikut tradisi ngobeng. Jadi kita kenalkan kompetisi yang membahagiakan, tidak ada strata sosial dan meminimalisir konflik," ungkapnya.

Mahasiswa Australia di Ciamis.Mahasiswa Australia di Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Pada hari terakhir ini, para mahasiswa asal Australia ini pun diajak berkebun di Kelompok Wanita Tani. Hasil sayurannya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian warga setempat.

"Dalam kegiatan ini kami juga libatkan para santri Darussalam Ciamis sebagai translator antara mahasiswa dengan masyarakat, tegur sapa, salam budaya," kata Deni.

Menurut Deni, para mahasiswa ini bisa belajar mengenai peristiwa di masyarakat secara langsung. Kegiatan masyarakat di Sakola Motekar sendiri sudah berlangsung secara rutin sejak lama dan bukan dadakan.

Mahasiswa Australia di Ciamis.Mahasiswa Australia di Ciamis. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Kedatangan para mahasiswa ini merupakan program IVC atau International Virtual Course. Program ini terintegrasi dalam perkuliahan dan dituangkan dalam mata kuliah Manajemen Konflik dan Multibudaya serta mata kuliah Kewirausahaan Sosial.

Mata kuliah tersebut bertujuan untuk memahami pola perilaku inklusivitas masyarakat. Sehingga dapat menanamkan pola pikir berbagi pengetahuan di antara para pemangku kepentingan.

"Kenapa memilih ini, karena Sakola Motekar ini bisa dikatakan binaan sejak 2018. Di sekian banyak tempat ini yang menunjukan potensi masyarakat mandiri. Supaya bisa melihat bentuk di lapangan langsung seperti apa dari hasil kita diskusi di kelas," ujar Yudia, dosen ITB yang juga penanggung jawab mata kuliah.

Yudia menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, pihaknya ingin menciptakan intelektual yang manusiawi. Bukan intelektual yang bisanya hanya memperbudak masyarakat dengan memahami nilai hidup di masyarakat.

"Ini salah satu sampelnya, apalagi masyarakat disini memperlihatkan menjadi mandiri. Tidak hanya menghargai yang bisa bekerja baik, tapi ada nilai yang harus dihargai bahwa kita sama-sama manusia. Warga disini tidak kuliah tapi kepintarannya bisa lebih tinggi. Daripada akademisi yang memang belum teruji bisa bertahan gak di luar," pungkasnya.

(iqk/orb)


Hide Ads