Nama-nama khas orang Sunda, khususnya Asep dan Ujang, saat ini sudah jarang digunakan. Nama tersebut dianggap ketinggalan zaman dibanding nama lain yang menjadi pilihan orang tua.
Mengenai nama Asep dan Ujang, Rifkia Ali, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unpad punya cerita yang menarik. Kebetulan, ia memilih skripsi bertemakan nama-nama khas orang Sunda.
Ali kemudian memilih tempat penelitian di SMP Labschool UPI Cibiru, Kota Bandung. Dari situ, dia mulai mencari nama-nama orang Sunda di kelas VII SMP tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah pengumpulan data, sudah di bab III skripsinya. Saya sudah megang nama-nama siswa untuk kelas VII," kata Ali saat berbincang dengan detikJabar via telepon, Senin (5/12/2022).
Dari penelusuran yang ia lakukan, Ali mengakui nama-nama khas Sunda sudah sulit ditemukan. Menurutnya, dari puluhan siswa yang ada, nama-nama Sunda hanya bisa ditemukan dalam hitungan jari.
"Iyah, sangat sulit mencari nama Sunda apalagi di sekolah ini di tempat penelitian saya. Bisa kehitung jari lah. Misalkan yang namanya Priyatna, itu paling cuma ada hitungan jari," ungkapnya.
Ketertarikan Ali mengambil topik skripsinya dengan tema nama-nama khas Sunda berasal dari skripsi kakak tingkatnya yang dia baca. Dari situ, muncul ketertarikan untuk memilih judul skripsi dengan topik yang sama, namun lebih diperdalam lagi penelitiannya.
Setelah berdiskusi dengan Guru Besar Unpad Prof Cece Sobarna, Ali memilih SMP Labschool UPI Cibiru sebagai tempat penelitiannya. Pria asal Cileunyi itu punya alasan kenapa memilih SMP tersebut sebagai tempat penelitiannya.
"Alasannya karena ada di perbatasan kota dan kabupaten. Bagi saya, yang namanya daerah perbatasan itu harusnya kan pertahanan bahasa. Karena harusnya ketika bahasa Sunda tidak dipergunakan di perbatasan, otomatis bahasa itu terancam punah," ucapnya.
Namun ternyata perkiraan Ali tidak seperti yang ia prediksi di awal. Di wilayah itu saat ini sudah banyak warga pendatang yang berpengaruh terhadap pemberian nama ataupun kultur bahasa dalam kehidupan sehari-hari warganya.
"Urbanisasinya udah cepet, akhirnya ke penamaan anak juga berpengaruh itu kang. Nanti setelah ini, skripsi saya bakal dibahas lagi sana pembimbing buat nentuin hasil penelitiannya," katanya.
(ral/iqk)