Penyebab Sulitnya Mencari Anak Bernama Asep dan Ujang

Penyebab Sulitnya Mencari Anak Bernama Asep dan Ujang

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 04 Des 2022 13:30 WIB
Ilustrasi KTP
Ilustrasi KTP. (Foto: Dok.Inet)
Bandung -

Nama-nama yang menjadi kekhasan orang Sunda yaitu Asep dan Ujang saat ini begitu sulit ditemukan, khususnya di kalangan anak-anak. Nama yang diberikan untuk anak laki-laki ini diyakini sudah mulai ditinggalkan dibanding nama lain yang lebih keren untuk diberikan orang tuanya.

Guru Besar bidang Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Cece Sobarna mengatakan, pemberian nama, khususnya di kalangan Orang Sunda, setiap tahun selalu ada masanya. Ia juga mengamini nama Asep dan Ujang saat ini sudah memasuki fase kritis lantaran mulai ditinggalkan Orang Sunda, terutama di Jawa Barat.

"Intinya, setiap nama yang menjadi identitas ciri khas Sunda itu ada masanya. Kayaknya nama seperti Asep, Ujang, Euis, Eneng itu sudah mulai masuk dalam situasi yang boleh dikatakan kritis. Karena tadi itu, setiap masa ada trennya," kata Cece saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profesor yang menekuni keilmuan di bidang Sastra Sunda ini bahkan menduga nama Asep dan Ujang, maupun nama yang menjadi khas Orang Sunda lainnya, sudah punah di kalangan generasi sekarang. Itu terjadi karena nama-nama tersebut kalah saing, bahkan terbilang gengsi untuk diberikan orang tuanya.

"Kalau generasi baby boomer istilahnya, nama-nama yang menjadi ciri khas orang Sunda itu masih banyak. Nah dugaan saya, tapi ini harus didukung riset dan data-data, nama Asep dan Ujang itu sudah mulai berkurang di generasi milenial dan mungkin punah pada generasi alfa yang lahir sekarang-sekarang ini," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Sekadar diketahui, baby boomer maupun generasi alfa merupakan istilah untuk membedakan generasi seseorang. Dalam pembagiannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ada enam kategori untuk mengelompokkan generasi-generasi tersebut.

Generasi pertama yaitu pre-boomer atau mereka yang lahir pada tahun 1945. Diperkirakan, usia generasi tersebut saat ini sudah menginjak 75 tahun. Generasi kedua yaitu baby boomer atau mereka yang lahir pada medio 1946-1964. Diperkirakan usia mereka saat ini sudah 56-74 tahun.

Generasi ketiga yaitu generasi X yang lahir pada 1965-1980. Usia mereka sekarang diperkirakan mencapai 40-55 tahun. Kemudian generasi keempat yaitu generasi milenial yang diperkirakan lahir pada tahun 1981-1996. Usia generasi ini diperkirakan berumur 24-39 tahun.

Selanjutnya generasi kelima yaitu generasi Z yang lahir pada tahun 1997-2012. Usia mereka sekarang 8-23 tahun. Dan generasi terakhir yaitu post generasi Z atau generasi alfa yang lahir pada 2013 hingga sekarang. Usia mereka kini diperkirakan mulai dari 7 tahun.

Dugaan Cece tentang nama Asep dan Ujang maupun nama khas Sunda lain yang kini mulai ditinggal pun diperkuat dengan kondisi semakin masifnya perkembangan teknologi digital. Sehingga, para orang tua generasi alfa yang notabene merupakan generasi milenial maupun generasi Z, sudah banyak dipengaruhi dunia luar, termasuk pemberian nama bagi anaknya.

"Karena yang dikhawatirkan, tren-tren sekarang, nama generasi alfa ini asing pisan (banget). Ya mungkin karena pengaruh global, tapi saya khawatir orang Sunda nantinya malah tidak bisa dilihat lagi identitasnya dari nama. Ini yang menjadi khawatir saya," ucapnya.

Sebagai akademisi sekaligus budayawan Sunda, Cece berharap para orang tua di generasi sekarang, khususnya Orang Sunda, supaya bisa selektif kembali dalam memilih nama untuk disematkan kepada anaknya. Harapan Cece, meski misalnya nama Asep dan Ujang itu tidak menjadi pilihan, yang penting pelafalan nama tersebut tidak terlalu rumit untuk si anak.

"Paling tidak dari lafal jangan sampe terlalu aneh, kalau bisa bahkan disesuaikan dengan kesundaan. Itu pun kalau benar-benar kita sayang sama Sunda yah. Sekarang tinggal ke orang Sundanya sendiri keputusannya," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ral/orb)


Hide Ads