Pilu Syam Pencipta Lagu Inul, Jadi Kuli Tani hingga Anak Putus Sekolah

Pilu Syam Pencipta Lagu Inul, Jadi Kuli Tani hingga Anak Putus Sekolah

Siti Fatimah - detikJabar
Selasa, 08 Nov 2022 09:30 WIB
Syam Permana alias Syamsudin, pencipta lagu dangdut kenamaan yang kini hidupnya pilu
Syam Permana alias Syamsudin, pencipta lagu dangdut kenamaan yang kini hidupnya pilu (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Masih ingat dengan Syam Permana alias Syamsudin? Pria berusia 62 tahun ini merupakan pencipta lagu dangdut kenamaan asal Sukabumi, Jawa Barat. Ia sempat hangat diperbincangkan pada 2021 lalu karena hidupnya jauh dari kata mapan.

Setahun berlalu, tak banyak yang berubah dari kehidupannya. Justru saat ini, ia membutuhkan uluran tangan dermawan untuk membantu biaya pendidikan putri keduanya yang terpaksa putus sekolah.

Dengan gitar di tangannya dan lembaran kertas lagu, Syam berterus terang tentang kehidupannya saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya anak saya yang perempuan, ini kan setelah keluar dari SMP mau lanjut ke SMA. Akhirnya anak masuk di SMK, cuman karena posisinya jauh, di samping itu kita berat untuk ongkos sehari Rp 30 ribu. Akhirnya anak putus sekolah," kata Syam saat ditemui detikJabar di rumahnya, di Kampung Babakan Jawa, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Senin (7/11/2022) malam.

Ingatannya masih jelas terasa di masa-masa kejayaan Syam di Jakarta saat menciptakan lagu yang dinyanyikan oleh artis terkenal. Nama pedangdut sohor seperti Imam S Arifin, Inne Chintya, Ona Sutra, Asep Irama hingga Inul Daratista pernah ia buatkan lagu

ADVERTISEMENT

"Awal saya buat lagu waktu itu tahun 1982. Waktu itu baru bisa main gitar juga, coba-coba bikin lagu, saya nggak sangka juga bisa diterima. Inul Daratista waktu itu ada rekan pencipta lagu pop mengajak saya untuk ikut proyek Inul katanya, kita bikin bareng, coba bikin, alhamdulillah jadi (lagu), judulnya Terima Kasih," ujarnya.

Syam Permana alias Syamsudin, pencipta lagu dangdut kenamaan yang kini hidupnya piluSyam Permana alias Syamsudin, pencipta lagu dangdut kenamaan yang kini hidupnya pilu Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Bak roda berputar, kehidupannya sebagai pencipta lagu tak bertahan lama. Tepatnya saat krisis moneter, kaset bajakan bertebaran dan tak ada produser yang melirik pencipta lagu, Syam meninggalkan gemerlap ibu kota dan pindah ke Sukabumi.

"Waktu itu, krisis moneter, di samping bajakan berkembang banyak. Pencipta lagu juga susah buat jual lagu. Produser bilang 'gimana mau beli lagu, kalau udah banyak pembajak' kehidupan kita juga susah, ngontrak kemana-mana, akhirnya sama istri pindah ke Sukabumi," ungkapnya.

Di Sukabumi, ia pun bekerja serabutan. Hingga saat ini, ia bahkan belum pernah menikmati hasil dari royalti lagu yang ia ciptakan.

"Dulu orang membeli lagu saya paling besar Rp 500 ribu. Itu cukup di situ saja (tidak ada royalti berkepanjangan) jadi pembayaran dibuktikan kwitansi saja. Buat lagu sudah nggak begitu (produktif), akhirnya kita kerja serabutan buat keluarga," tuturnya.

Syam mengatakan, sempat ada pengacara yang ingin membantunya untuk memperjuangkan royalti. Akan tetapi, mereka menghilang dan tak ada kabar sejak pemberitaannya ramai pada tahun lalu.

"Sampai sekaeang ini juga saya bingung masih nunggu. Katanya udah ada beberapa badan usaha yang ingin merangkul, tapi sampai saat ini masih nggak ada berita, sementara anak putus sekolah, akhirnya ya gimana, kita terus bermunajat aja sama Yang Maha Kuasa minta supaya gimana hak kita ini buat anak cucu, dan sehari-hari," kata Syam.

Di usianya yang tak lagi muda, Syam mengisi kegiatan sehari-hari dengan membantu istrinya sebagai petani di sawah yang menggarap lahan milik orang lain.

"Sehari-hari ini ya paling si ibu kerja di sawah, jadi bantu-bantu istri di sawah, manggul padi di sawah, itu juga sawah orang, kita kuli juga lumayan buat sehari-hari. Jual kayu bakar kadang-kadang kita kirim ke pabrik tempe tahu," ucap dia.

(yum/yum)


Hide Ads