Konflik Penggunaan Motif Batik Masagi di Gedung IPB Berakhir Damai

Kota Sukabumi

Konflik Penggunaan Motif Batik Masagi di Gedung IPB Berakhir Damai

Siti Fatimah - detikJabar
Kamis, 13 Okt 2022 15:08 WIB
Gedung IPB Sukabumi
Gedung IPB Sukabumi (Foto: Siti Fatimah/detikJabar)
Sukabumi -

Konflik penggunaan motif batik masagi Lokatmala dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) Sukabumi berakhir damai. Diketahui, IPB diduga menggunakan motif yang memiliki Hak Kekayaan Intelektual itu tanpa izin.

Keduanya antara IPB Sukabumi dengan pemilik Lokatmala bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.

Fonna Melania pemilik batik Lokatmala bersyukur permasalahan dapat diselesaikan dengan baik-baik. Pasalnya, kasus penggunaan motif batik Lokatmala tanpa izin pun pernah terjadi dengan dimediasi oleh pihak kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Betul (sudah damai) Alhamdulillah," kata Fonna kepada detikJabar, Kamis (13/10/2022).

Motif Masagi terinspirasi oleh ungkapan yang ada pada masyarakat Sukabumi. Ungkapan tersebut berbunyi 'Hirup mah Kudu Masagi.'

ADVERTISEMENT

"Masagi berasal dari kata 'pasagi' artinya segi empat sama sisi yang mengisyaratkan bahwa manusia memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu pengetahuan yang seimbang antara kehidupan dunia dan kehidupan nanti setelah kematian, di samping menjadi teladan dan berguna bagi masyarakat di sekitarnya," jelasnya.

Wakil Manager Kampus IPB Sukabumi Prima Gandhi menambahkan, pada dasarnya IPB ingin mendukung kelestarian kearifan lokal. Kearifan lokal, kata dia, dapat dimengerti sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan dan bernilai baik yang tertanam dalam masyarakat serta diikuti masyarakat.

"Kami telah bersepakat dengan pemilik Batik Lokatmala, Fonna Melania untuk melestarikan kearifan lokal Batik Masagi dalam kehidupan warga Kampus Sekolah Vokasi IPB di Sukabumi," ujar Prima.

Menurutnya, kearifan lokal bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.

"Di tengah pusaran pengaruh hegemoni global sering kita temui fenomena semakin menipisnya pemahaman generasi muda tentang sejarah, kearifan lokal serta tradisi budaya yang ada dalam masyarakat," ujarnya.

Sekedar diketahui, Kampus Sekolah Vokasi IPB di Sukabumi sendiri merupakan kampus yang dibangun di atas lahan 30 hektar dengan enam program studi (Prodi) Sarjana Terapan (D4) yang tersedia. Di antaranya, Prodi Studi Komunikasi, Prodi Manajemen Agribisnis, Prodi Ekowisata, Prodi Teknologi Industri Benih, Prodi Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya, serta Prodi Teknologi dan Manajemen Ternak.

Hingga tahun ini Kampus Sekolah Vokasi IPB Sukabumi telah mencetak 1200 lebih lulusan asal Provinsi Jawa Barat. Pendirian Kampus Sekolah Vokasi IPB di Sukabumi diharapkan dapat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT) di Provinsi Jawa Barat.




(dir/dir)


Hide Ads