Kekayaan Alam Indramayu sudah diramalkan sejak masa awal Pimpinan Daerah, Raden Arya Wiralodra. Bukti ramalan itu tertuang dalam manuskrip kulit menjangan yang berusia ratusan tahun.
Prasasti Wiralodra yang terbuat dari kulit menjangan itu berbentuk segi empat dengan ukuran sekitar panjang 70 sentimeter dan lebar 50 sentimeter. Tulisannya menggunakan aksara Jawa Kuno dengan Bahasa Kawi.
Prasasti ditemukan sekitar abad 1500-an silam. Kemudian di tahun 1977, Pemerintah menetapkan Hari Jadi Indramayu berdasarkan kajian dari prasasti atau peninggalan sejarah Indramayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditemukan abad 15-16, dan tahun 1977 Pemda menentukan hari jadi. Semua pusaka dan prasasti disimpan Trah Wiralodra, dan sekarang ada di Pendopo," kata Suparto Agustinus, Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Indramayu.
![]() |
Tulisan Raden Arya Wiralodra merupakan simbol dengan gaya majas Hiperbola. Sehingga tidak heran, dari tulisan itu banyak yang menafsirkan akan ramalan kekayaan alam di Indramayu.
"Kata ular pada kalimat Wiji Pertelane Yen wonten taksaka nyabrang kali Cimanuk, itu ada yang mengartikan Kereta Api, Pipa yang melintang di sungai, Jembatan. Tafsiran orang beda-beda dan itu sah saja" kata Tinus mengartikan penggalangan kalimat Manuskrip.
Penggalan kalimat lainnya, ada yang diartikan Indramayu memiliki kekayaan Minyak Bumi dan Gas. Termasuk kesuburan tanah dari lancarnya pasokan air yang bersumber dari bendungan.
"Sumur kejayaan mengalir deras Lampu menyala tanpa minyak, ada yang mengartikan tambang minyak, sumur menggambarkan bendungan dan arti lainya," lanjut Tinus.
Sementara, dikutip dari laman https://indramayukab.go.id/prasasti-aria-wiralodra/ bahwa Tulisan Aksara Jawa Kuno itu dialih bahasa Indonesia, seperti berikut :
Nanging Benjing Allah nyukani Kerahmatan kang linuwih Darma ayu mulih harja Tan ana sawiji - wiji Pertelane Yen wonten taksaka nyabrang kali Cimanuk Sumur kajayaan deres mili Dlupak murub tanpa patra Sadaya pan mukti malih Somahan lawan prajurit Rowang lawan priagung Samya tentram atine Sadaya harja tumuli Ing sekehing Negara pada raharja
Artinya: Akan tetapi Allah melimpahkan Rahmat-Nya yang berlimpah Darma Ayu kembali makmur tiada ada suatu hambatan Tandanya Jika ada ular nyebrangi sungai cimanuk Sumur kejayaan mengalir deras Lampu menyala tanpa minyak Semua hidup makmur Bekerja sama dengan tentara Membantu penguasa Semua hidup aman dan tentram Gemah ripah loh jinawi Seluruh negara hidup makmur
(yum/yum)