Asal-usul Prabu Siliwangi, Raja Toleran dari Tanah Sunda

Asal-usul Prabu Siliwangi, Raja Toleran dari Tanah Sunda

Faizal Amiruddin - detikJabar
Sabtu, 24 Sep 2022 07:00 WIB
Lukisan di Keraton Kasepuhan Cirebon
Lukisan sosok Prabu Siliwangi di Kasepuhan Cirebon (Foto: dok.detikJabar)
Tasikmalaya -

Menelisik sosok Prabu Siliwangi selalu menjadi objek penelitian menarik bagi masyarakat Sunda. Nama besarnya sebagai raja dan leluhur masyarakat Sunda begitu wangi dan disegani.

Tak heran jika nama Siliwangi begitu akrab di telinga masyarakat Sunda. Apresiasi terhadap sosok Prabu Siliwangi juga diabadikan menjadi nama lembaga, jalan dan lainnya. Salah satunya digunakan untuk penamaan pasukan tentara komando daerah militer wilayah Jawa Barat, Kodam III Siliwangi.

Lalu siapa sebenarnya sosok Prabu Siliwangi dan bagaimana kiprah semasa hidupnya di tatar Sunda?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabu Siliwangi adalah julukan untuk Sri Baduga Maharaja, pemimpin kerajaan Pakuan Pajajaran pada tahun 1474-1513 yang berkedudukan di wilayah Priangan Barat atau sekitar Bogor.

Dikutip dari buku Siliwangi dari Masa ke Masa yang ditulis tim sejarah Kodam III Siliwangi pada 1978, eksistensi Prabu Siliwangi tidak terlepas dari Kerajaan Galuh yang berkedudukan di Kawali Ciamis.

ADVERTISEMENT

Kerajaan Galuh ini dipimpin oleh Prabu Niskala Wastukancana alias Prabu Wangi. Di dalam prasasti Kawali Ciamis, dikatakan bahwa Prabu Niskala Wastukancana atau Prabu Wangi dalam periode pemerintahannya yang mencapai 100 tahun membawa Kerajaan Galuh mencapai masa kejayaan. Salah satu indikasinya kerajaan ini memiliki keraton megah bernama Surawisesa.

Prabu Wangi atau Niskala Wastukancana ini memiliki seorang anak bernama Rahiyang Dewa Niskala. Rahiyang Dewa Niskala ini kemudian memiliki anak bernama Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi. Dengan demikian Prabu Wangi ini merupakan kakek dari Prabu Siliwangi.

Hubungan Prabu Siliwangi dan kakeknya Prabu Wangi, memiliki korelasi dalam penamaan Prabu Siliwangi. Siliwangi merupakan bahasa Sunda gabungan dari kata "silih" dan "wangi". Silih dapat diartikan pengganti dan wangi berarti harum atau dapat dimaknai kepada Prabu Wangi.

Sehingga nama Prabu Siliwangi itu dapat diartikan sebagai "Pengganti Prabu Wangi". Kejayaan Prabu Wangi alias Niskala Wastukancana dalam memimpin diulangi kembali oleh Prabu Siliwangi alias Sri Baduga Maharaja.

Dalam "Kapita Selekta Siliwangi" yang ditulis Effendy Suryana menegaskan pula bahwa sosok Prabu Siliwangi adalah Sri Baduga Maharaja, yang memimpin Kerajaan Pakuan Pajajaran. Wilayah Pajajaran ketika itu meliputi Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Kalapa, Karawang, dan Cimanuk.

Effendy Suryana juga menuliskan bahwa kerajaan Pakuan Pajajaran mencapai puncak kejayaannya. Hal menarik dari sosok Prabu Siliwangi ini adalah sikap toleransinya terhadap perbedaan.

Prabu Siliwangi ini memimpin pada masa awal masuknya agama Islam ke tanah air. Prabu Siliwangi tidak menentang kehadiran agama yang baru masuk ke Indonesia tersebut. Terbukti dia sempat menikahi seorang muslimah bernama Subang Larang. Dia juga membebaskan anak-anaknya untuk memilih keyakinan.

"Akhir era kekuasaan Prabu Siliwangi dekat dengan awal berkembangnya Islam di Tanah Priangan. Bisa dikatakan, beliau ikut berjasa mendukung berkembangnya dakwah Islam itu sendiri, dengan menikahi seorang wanita bangsawan Muslimah, Subang Larang, dan bersikap toleran. Prabu Siliwangi juga membolehkan anak-anaknya dari Subang Larang memeluk agama seperti ibunya; suatu sikap yang sulit untuk dilakukan di zamannya," tulis Effendy.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads