Warga Desa Malangsemirang, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu menggelar Festival Tenongan. Tradisi rutin pasca panen musim kemarau ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat usai melewati panen raya padi.
Sejak pagi, warga menyiapkan tenong yang diisi aneka makanan lengkap, mulai dari nasi, ayam panggang, telur, sayur dan buah hingga aneka minuman. Kemudian warga maupun panitia membawa tenong ke titik yang ditentukan sebelum dibawa ke lokasi Makam Buyut Nuresih.
"Ada sekitar 250-an tenong yang dibawa warga ke makam buyut," kata Kuwu Desa Malangsemirang Rusmono Syafi'i sebelum acara puncak dimulai, Sabtu (10/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum makan bersama, warga dari desa lain atau tamu undangan, dianjurkan membeli tenong dengan harga Rp 80.000 untuk satu tenong.
"Nantinya, warga melakukan tradisi kondangan," katanya.
Lanjut Kuwu Malangsemirang, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun yang awalnya sebagai tanda persembahan bagi bangsawan atau tokoh masyarakat. Sehingga, warga membawa tenong ke Makam Buyut Nuresih, untuk mendoakan leluhur.
Tradisi rutin tahunan ini digelar tanpa paksaan panitia maupun pemerintah desa. Antusias masyarakat timbul secara pribadi sebagai bentuk rasa syukur setelah mendapat hasil panen padi.
"Awalnya buat bangsawan jadi harus menggunakan tenong supaya makanan lebih higienis, mewah, dan tidak mudah ditebak isinya. Serta lebih terhormat. 90 persen warga Desa Malangsemirang sebagai petani," lanjut Rusmono Syafi'i.
Ia menambahkan, Tradisi ini hanya bertahan dan dilestarikan di dua desa, yaitu Desa Longok Kecamatan Sliyeg dan Desa Malangsemirang Kecamatan Jatibarang.
(mso/mso)