Curug Sodong yang berlokasi di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu atau tepatnya di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi menyimpan sejuta pesona keindahan alam karena bagian dari Taman Bumi Unesco.
Selain daya tarik wisata, Curug Sodong juga menyimpan misteri dan mitos yang dipercaya secara turun temurun. Misteri itu tersimpan dalam Geomyth yang memang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kawasan Geopark.
Salah satu kisah yang terpasang dalam panel informasi UNESCO Geopark Ciletuh di kawasan Curug Sodong, ada sebuah batu yang berada di bagian tengah. Batu itu bertahan dan kokoh dari derasnya aliran sungai meskipun saat deras dan banjir. Dilihat detikJabar, batu itu terlihat membelah aliran air terjun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam panel itu menjelaskan bahwa narasi di dalamnya merupakan Geomyth atau Geomitologi yang merupakan cerita turun temurun yang diwariskan ke masyarakat di sekitar lokasi Curug Sodong. Didalamnya tertulis tentang sebuah bongkah batu di bagian tengah Curug Sodong bertahan dari aliran sungai meskipun saat deras dan banjir la tetap kokoh "berdiri" di ujung tebing air terjun," kata Sub Koordinator Destinasi Baru pada Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Riky Agus Ramdan kepada detikJabar, Senin (5/9/2022).
Menurut Riky, kalau dilihat secara kasatmata batu itu terlihat seperti menempel dan sangat rentan terbawa arus ketika aliran sungai deras dan banjir.
"Dalam panel informasi itu ditulis, masyarakat percaya bahwa jika bongkah batu tersebut jatuh, maka air laut (Samudera Hindia) akan naik ke darat," ujar Riky.
![]() |
Dilihat detikJabar dalam panel tersebut, terdapat narasi tambahan dari Geomyth tersebut, yang ternyata legenda tersebut bisa dijelaskan dari kacamata Geologi.
"Namun jika dicermati lebih dalam, kepercayaan tersebut bisa dijelaskan dari kacamata geologi. Jika arus aliran sungai sederas apapun tidak mampu menjatuhkan bongkah batu tersebut, maka hal lain yang mampu menggoyahkannya adalah guncangan atau gempa yang besar. Gempa besar di laut selatan dapat berpotensi menghasilkan Tsunami: Secara geografis, Daerah Ciletuh pun juga lokasi yang berpotensi terkena tsunami," kutip detikJabar dari panel informasi tersebut.
"Jadi, dijelaskan juga dalam panel itu jika disangkutpaukan dengan mitos di atas, bongkah batu Curug Sodong bisa jadi penanda akan datangnya Tsunami setelah gempa besar terjadi. Namun, kita berharap agar mitos. hanyalah mitos. Semoga dengan kesadaran masyarakat dan kemajuan teknologi, daerah-daerah potensi bencana seperti Ciletuh akan mampu melaksanakan pencegahan, penanggulangan dan persiapan mitigasi bencana sehingga tidak ada korban saat," ungkap Riky menjelaskan tambahan narasi dalam panel tersebut.
Dikutip detikJabar dari halaman LIPI (http://lipi.go.id/berita/menguak-sejarah-tsunami-besar-di-pantai-selatan-jawa-dari-mitos-ratu-kidul/21702) Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin mengatakan masyarakat sebetulnya mempunyai pengetahuan berbasis kearifan lokal dalam bentuk mitos dan dongeng untuk menyikapi terjadinya bencana.
"Mitos dan dongeng sebetulnya adalah bentuk keingintahuan masyarakat pada masa lalu terhadap persitiwa alam," kata Zainal seperti dikutip detikJabar dari halaman tersebut, Senin (5/9/2022).
Masih dari halaman tersebut, Zainal menjelaskan, penemuan fakta sains memang dapat berkembang dari mitos. "Kadang sains dapat berkembang dari mitos. Seperti cerita adanya kota yang hilang di sekitar selatan Sumatra, Riau. Cerita inilah yang ditelusur menggunakan pendekatan ilmiah," ujar Zainal.
(sya/yum)