Menelisik Prasasti Geger Hanjuang di Tasikmalaya

Menelisik Prasasti Geger Hanjuang di Tasikmalaya

Deden Rahadian - detikJabar
Selasa, 23 Agu 2022 06:00 WIB
Situs Geger Hanjuang di Tasikmalaya.
Prasasti Geger Hanjuang. (Foto: Deden Rahadian/detikJabar)
Tasikmalaya -

Provinsi Jawa Barat dikenal memiliki kekayaan warisan budaya para leluhur, tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya. Di sini salah satunya ada Situs Geger Hanjuang di bukit Geger Hanjuang yang berlokasi di Desa Linggamulya, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan dokumen dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, situs geger hanjuang memiliki luas 2.986 meter persegi. Di lokasi Situs Geger Hanjuang ditemukan prasasti yang juga dinamakan Prasasti Geger Hanjuang.

Prasasti ini tercatat ditemukan KF. Kolle pada tahun 1877 dan jadi prasasti ke-10 di Jawa Barat. Prasasti Geger Hanjuang berbentuk batu hitam pipih berukuran 85x62 centimeter. Terdapat tulisan dipahat dengan aksara Kawi dan bahasa Sunda kuno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari dokumen yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya, Prasasti Geger Hanjuang yang asli sudah dibawa dan disimpan oleh Dr. Krom pada tahun 1914. Kini masih terpelihara dan disimpan di Museum Pusat Jakarta dengan nomor inventaris D.26. Jadi yang ada di lokasi Situs Geger Hanjuang adalah replikanya dari Prasasti Geger Hanjuang ini," kata Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Dudi Wadirman kepada detikJabar belum lama ini.

Tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat tempat yang diberi nama Kabuyutan Linggawangi dengan artefak yang disebut masyarakat sekitar sebagai Batu Sanghiyang Linggawangi. Sekitar 360 meter dari Batu Sanghiang Linggawangi terdapat daerah yang disebut Rumantak.

ADVERTISEMENT

"Masih berdasarkan data di Dinas, konon di Rumantak ini dahulunya berdiri Keraton Batari Hyang yang bernama Saung Galah, Saung Gede, Saung Agung," jelas Dudi.

Situs Geger Hanjuang di Tasikmalaya.Situs Geger Hanjuang di Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Tak hanya Prasasti Geger Hanjuang, berbagai benda yang diperkirakan bersejarah turut ditemukan dalam kurun waktu berbeda. Mulai arca, cepuk, semacam meja kecil, semacam lambing, benda semacam kujang, hingga 12 kendi tembikar. Tetapi sayangnya arca-arca sudah hilang dihancurkan orang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu, penelitian dalam mencari data hari jadi Tasikmalaya yang dilaksanakan tahun 1978 menetapkan hari jadi Tasikmalaya diambil dari isi Prasasti Geger Hanjuang.

"Masih berdasarkan dokumen, hasil penelitian ditetapkan bahwa Hari Jadi Tasikmalaya, diambil dari isi Prasasti Geger Hanjuang yakni tanggal 13 Saka bulan 1033 Badrapada," ucap Dudi.

Meski demikian, sejauh ini Situs Geger Hanjuang baru mendapat pengakuan pemerintah, tapi belum ditetapkan.

"Belum ditetapkan, baru dapat pengakuan. Karena dari puluhan situs yang ada baru satu yang sudah ditetapkan di Manonjaya. Sisanya baru pengakuan saja," jelas Dudi.

Budayawan Tasikmalaya Tatang Fahat menyebut Geger Hanjuang jadi lokasi kebataraan zaman dulu. Seorang raja perempuan bernama Batari Hyang menjadi pemimpin Kerajaan Galunggung. Namanya diabadikan dalam Situs Geger Hanjuang.

"Dulu di lokasi situs diyakini ada lokasi semacam kebataraan untuk menggembleng para raja Jawa. Pemimpin Galunggung waktu itu seorang perempuan yang diabadikan dalam situs bernama Batari Hiyang," kata Tatang dihubungi detikjabar.

Prasasti Geger Hanjuang sendiri tidak lepas dari lahirnya Tasikmalaya. Sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan gunung Galunggung yang menjulang. Situs dan Prasasti Geger Hanjuang jadi cikal-bakal Tasikmalaya.

"Geger Hanjuang ciciren (pertanda) Tasikmalaya ada. Mangga (silakan) suka (atau) tidak suka Geger Hanjuang cikal-bakal Tasikmalaya. Terbukti prasasti membicarakannya," tambah Tatang.

Situs Geger Hanjuang di Tasikmalaya.Situs Geger Hanjuang di Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian/detikJabar

Tatang mengungkap tulisan yang muncul dari Prasasti Geger Hanjuang jadi acuan para ahli menentukan hari Jadi Tasikmalaya. Meskipun penetapan tanggal hari jadi ini masih terdapat perbedaan.

"Hari jadi Tasik diambil dari Prasasti Geger Hanjuang tahun 1111 Masehi. Kalau dikaitkan kesana maka usia Tasikmalaya sudah ribuan tahun, sekarang kan 2022. Tapi itu biarkan masyarakat yang melihat. Jelasnya Geger Hanjuang adalah bukti Tasikmalaya ada," tambah Tatang.

Masyarakat sekitar mengaku bangga dengan hadirnya Situs Geger Hanjuang. Selain bukti lahirnya Tasikmalaya, Situs Geger Hanjuang menghadirkan geliat ekonomis dan sosial kemasyarakatan.

Situs Geger Hanjuang jadi sendiri saat ini tujuan edukasi hingga wisata ziarah. Selain kegiatan perkemahan, banyak masyarakat yang berkunjung untuk sekedar makan bersama di sana.

"Jadi situs ini ceritanya beredar di masyarakat. Tetapi yang penting kami bangga dengan adanya situs ini karena memang ini ciri Tasikmalaya ada. Sekarang ini, situs kerap dipakai warga untuk wisata edukasi sampai ziarah. Atau sekedar botram alias makan bersama," kata Amin, pengelola sekaligus warga sekitar Situs Geger Hanjuang.

"Kalau ziarahnya tiap malam selasa dan malam jumat ada yang bermalam. Mereka datang dari berbagai daerah bahkan dari Jogjakarta," sambungnya.

(orb/orb)


Hide Ads