Pameran tunggal tersebut bersamaan dengan eksibisi seni internasional, Venice Biennale ke-59. "The Allegory Java of Dante" merupakan satu dari 50 karya seniman internasional yang dipamerkan di GAD.
Eddy menceritakan mengenai karyanya yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur dan ilustrasi Divine Comedy dari seniman Italia, Dante. Eddy juga terinspirasi dari ukiran Gustave Dore dan Giuseppe Bossi.
Karya "The Allegory Java of Dante" oleh Eddy berbentuk lukisan di medium kanvas yang terdiri dari lima pasang. Eddy menceritakan karyanya yang berisikan alegori akhirat dari masyarakat Jawa.
"Saya melihat adanya korelasi antara Borobudur dengan karya Dante. Teori surga dan neraka di Borobudur itu lebih tua dari Dante," ucap Eddy dalam konferensi pers yang diselenggarakan Art Sociates di Lawangwangi Creative Space, Dago Giri, Bandung Barat, Jumat (12/8/2022).
Lukisan dari Eddy ini juga terdiri dari sulaman kata dan kalimat yang membentuk karakter berbeda. Sulaman kata tersebut menggunakan aksara Hanacaraka Jawa.
Alasan Eddy mengangkat topik sejarah lokal adalah karena ia merasa bangga sebagai masyarakat Jawa. Ia menambahkan bahwa setiap cerita lokal memiliki potensi untuk menginspirasi beberapa bidang penelitian.
"Saya coba melihat secara bangga menjadi orang Jawa, siapa tahu kelak kita bisa menginspirasi penelitian di bidang-bidang lain," ucap Eddy yang merupakan seniman asal Yogyakarta.
Eddy sendiri tidak bisa hadir secara langsung dalam pameran yang diselenggarakan di Italia. Eddy juga merupakan jebolan pemenang Bandung Contemporary Art Award ke-2 pada tahun 2011 dengan karyanya "Java of Durer". (yum/yum)