Asa Giri Harja Bahu Membahu dengan Pemerintah Lestarikan Wayang

Asa Giri Harja Bahu Membahu dengan Pemerintah Lestarikan Wayang

Yuga Hassani - detikJabar
Minggu, 05 Jun 2022 22:00 WIB
Giri Harja Wayang Golek Bandung
Giri Harja Wayang Golek Bandung ((Foto: Wisma Putra))
Bandung -

Melestarikan wayang golek tak hanya semata-mata tugas dari pelestarinya, tetapi juga butuh andil dari pemerintah. Hal itu, tentunya sangat disadari oleh Padepokan Giri Harja 3.

Putra maestro dalang wayang golek Asep Sunandar Sunarya, Dadan Sunandar Sunarya, mengatakan saat ini dalang wayang golek tidak hanya ada di Giri Harja. Menurutnya beberapa kota lain pun memilikinya.

"Yang paling utama harapannya ke pemerintah, dalang itu bukan hanya di Giri Harja aja. Di setiap Kabupaten Kota pasti ada dalang. Makanya bagaimana caranya pemerintah untuk bisa melestarikan kebudayaan itu menjadi kehidupan," ujar Dadan saat ditemui di kediamannya detikJabar belum lama ini.

"Kalau saya masih beruntung diwariskan skil ngewayang, sekaligus sama yang menontonnya. Saya mah diwariskeun sekaligus sama penontonnya, jadi penggemar abah dulu jadi nonton saya," tambahnya.

Melestarikan wayang golek menjadi tugas wajib yang dilakukan keluarga besar Padepokan Giri Harja di Jalan Laswi Bandung. Padepokan ini dirintis mendiang Asep Sunandar Sunarya selaku maestro wayang golek.Melestarikan wayang golek menjadi tugas wajib yang dilakukan keluarga besar Padepokan Giri Harja di Jalan Laswi Bandung. Padepokan ini dirintis mendiang Asep Sunandar Sunarya selaku maestro wayang golek. Foto: Wisma Putra

Pihaknya mengkhawatirkan jika masa depan wayang golek tidak bisa dinikmati anak cucunya kelak. Menurutnya saat ini yang menonton wayang golek masih dalam ruang lingkup yang sama.

"Nah saya khawatir ke depannya anak saya, cucu saya, siapa yang mau menonton, jika tidak ada upaya dari pemerintah untuk mendidik regenerasi yang menontonnya. Karena selama ini yang nonton sebetulnya masih di ruang lingkup itu-itu saja. Jadi yang nonton sekarang, pasti yang nonton pas zaman dulu ketika kecil. Nah anak-anak sekarang jarang ada kesempatan bisa nonton wayang," ucapnya.

Dia menegaskan demi menanggulangi hal tersebut harus ada peran pemerintah. Kata dia, salah satu caranya bisa membuat gerakan untuk menonton wayang golek khususnya anak-anak.

"Nah itu bagaimana pemerintah membuat pergerakan, supaya yang menonton misalnya anak-anak SD bisa memiliki kesempatan menonton wayang dan sekaligus propagandakan kecintaannya terhadap kesenian wayang," jelasnya.

Menurutnya jika hanya pemberian pemahaman bagi siswa merupakan hal yang tidak terlalu tepat. Kata dia, yang lebih efektif adalah dengan membuat pagelaran wayang yang secara berkelanjutan bagi anak-anak.

"Jangan event, sekali beres. Tapi adanya kegiatan yang bersifat simultan berkelanjutan atau reguler. Pagelaran wayang yang terus ditonton oleh anak-anak. Terus aja digelar, kan dalang ada banyak, bisa giliran. Pasti efeknya luar biasa, ke dalangnya jadi bisa hidup, terus jadi ada bekas ketika mereka jadi pemerintah itu," kata Dadan.

Dadan mengungkapkan jika hal tersebut terjadi bisa membekas di hati masyarakat, khususnya Kabupaten Bandung. Dengan itu, kata dia, kesenian khususnya wayang golek akan bisa dinikmati masyarakat puluhan tahun ke depan.

"Jadi nantinya ada istilah 'di zaman bupati ieu mah euy aya pagelaran wayang unggal poe, atau tiap poe naon. Terus nu nongtonna barudak leutik'. Kan urusan budaya mah bukan urusan instan, urusannya terus menerus. Nanti akan terasa pada tahun berapa, atau bahkan puluhan tahun ke depan. Saya lihat pemerintah sekarang asal sudah bikin event satu kali, langsung puas, kan percuma," ujar anak kedua dari 15 bersaudara ini.

(yum/yum)


Hide Ads