Hutan Taman Nasional Gunung Ciremai kini memiliki penghuni baru. Penghuni baru itu bernama Rasi. Rasi merupakan seekor Macan Tutul Jawa yang baru saja dilepasliarkan di hutan Gunung Ciremai pada Sabtu (5/3/2022) kemarin.
Pelepasliaran Rasi menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Betapa tidak, Rasi yang merupakan macan tutul betina ini akan menjadi Ratu Rimba Gunung Ciremai dan diproyeksikan menjadi jodoh dari penghuni lama Ciremai, Slamet Ramadhan yang tak lain adalah macan tutul jantan.
Sebelum dilepasliarkan, Rasi yang kini berusia 2,6 tahun telah menjalani masa habituasi di hutan Gunung Ciremai selama satu bulan. Rasi merupakan macan tutul yang diserahkan masyarakat Kampung Bunisari, Desa Cikondang, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut.
Saat itu tepatnya tanggal 2 Juli 2012 Rasi ditemukan di perbatasan hutan dengan pemukiman warga. Ketika ditemukan, Rasi baru berusia 3-6 bulan. Setelah diserahkan ke BBKSDA Jawa Barat, Rasi kemudian direhabilitasi di PPS Cikananga.
Baca juga: 7 Gunung Tertinggi di Jawa Barat |
Setelah menjalani rehabilitasi di PPS Cikananga kurang lebih 2 tahun, Rasi dianggap layak untuk dilepasliarkan. Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) kemudian dipilih menjadi tempat tinggal baru untuk Rasi.
Pada 31 Januari 2022, Rasi tiba di kawasan TNGC. Sebelum dilepasliarkan, Rasi terlebih dulu harus menjalani masa habituasi selama 1 bulan. Kandang khusus juga telah disiapkan di ketinggian 915 mdpl. Kandang itu juga dipasang CCTV guna memantau kondisi Rasi.
Selain itu pihak TNGC juga membuat kandang terpisah untuk menjebak Slamet Ramadhan. Slamet diharapkan masuk ke kandang tersebut agar bisa 'berkenalan' dengan Rasi dan untuk melepas kalung solar GPS yang terpasang di leher macan tutul bewarna hitam itu.
Sayangnya hingga Rasi dilepaskan, Slamet Ramadhan tidak kunjung masuk ke dalam kandang jebak. "Harapannya Slamet tertarik datang ke kandang Rasi, namun Slamet sampai hari ini tidak datang," kata Kepala Balai TNGC Teguh Setiawan.
Upaya Tingkatkan Populasi Macan Tutul di Ciremai
Pelepasliaran Rasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan populasi macan tutul di hutan Gunung Ciremai. Teguh mengungkapkan berdasarkan analisa hasil tangkapan kamera trap yang dipasang sejak tahun 2012, jumlah populasi macan tutul di hutan Gunung Ciremai diduga hanya berjumlah satu ekor.
Namun macan tutul tersebut diperkirakan telah mati karena terakhir kali tertangkap kamera pada tahun 2013. Baru di bulan Juli 2019, Balai TNGC melepasliarkan satu ekor macan tutul yakni Slamet Ramadhan.
"Penambahan individu macan tutul ini diharapkan bisa menjodohkan Slamet dengan Rasi sehingga bisa menambah jumlah individu macan tutul di kawasan Gunung Ciremai," ucap Teguh.
PR Menangkap Slamet Ramadhan
Meski hajat besar dengan melepaskan Rasi telah selesai dilakukan, namun Balai TNGC masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan. PR itu yakni melepaskan kalung collar GPS dari leher Slamet Ramadhan.
"PR besar untuk menjebak Slamet Ramadhan untuk mencabut kalung collar gps," ucap Teguh.
Menurutnya di leher Rasi juga terpasang kalung collar GPS. Kalung tersebut bertahan selama enam bulan dan akan terbuka dengan sendirinya.
"Collar GPS ini bisa berfungsi sekitar 6 bulan dan dia akan membuka sendiri jadi tidak perlu ditangkap lagi kalau Rasi.
Jamin Tak Bahayakan Pendaki
Meski kini ada dua ekor macan tutul di hutan Gunung Ciremai namun Teguh menjamin keamanan para pendaki yang ingin menggapai puncak tertinggi Jawa Barat.
Teguh menegaskan, tidak ada sejarahnya macan tutul menyerang manusia. Justru kata dia, macan tutul akan menghindar jika mengetahui keberadaan manusia di dekatnya.
"Tidak ada sejarahnya macan tutul menyerang manusia. Justru ketika dia mencium bau asing atau bau manusia dia melarikan diri. Kami jamin tidak akan mengganggu jalur pendakian," ungkapnya.
Meski begitu Balai TNGC juga tidak membolehkan adanya aktivitas pendakian di malam hari. Sebab macan tutul cenderung aktif saat malam hari. "Itu sebabnya kami tidak membolehkan pendakian di malam hari, karena macan tutul ini nokturnal aktif di malam hari," tandasnya.
Simak Video "Heboh! Kemunculan Macan Tutul-Kumbang di Gunung Sanggabuana Karawang"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/tya)