Pemkab Bogor Perkuat Koperasi Merah Putih Lewat Skema Bapak Asuh

Pemkab Bogor Perkuat Koperasi Merah Putih Lewat Skema Bapak Asuh

Andry Haryanto - detikJabar
Kamis, 28 Agu 2025 18:03 WIB
Kadis Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor  Iman Wahyu Budiana dan Kepala Pengurus Koperasi Sayaga, Maryeni
Kadis Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor Iman Wahyu Budiana dan Kepala Pengurus Koperasi Sayaga, Maryeni. Foto: Andry Haryanto
Bogor -

Di Kabupaten Bogor, ratusan desa tengah menapaki jalan baru melalui koperasi bernama Koperasi Merah Putih. Nama itu bukan sekadar simbol, melainkan semangat nasionalisme yang hendak ditanamkan di akar rumput.

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor menggulirkan program ini dengan keyakinan bahwa koperasi bukan semata soal simpan pinjam, tetapi juga wadah pemberdayaan dan kemandirian desa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih banyak masyarakat yang belum paham koperasi itu apa. Karena itu kami lakukan penguatan kelembagaan secara bertahap," ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor Iman Wahyu Budiana di Pemkab Bogor, Cibinong, Kamis (28/8/2025).

Iman menjelaskan ada empat tahap penting dalam pembinaan koperasi Merah Putih, mulai dari pembentukan badan hukum, penguatan kelembagaan, rekrutmen anggota, hingga pendampingan oleh koperasi mapan.

ADVERTISEMENT

Skema ini ibarat jalan menanjak yang perlu disusuri perlahan, tetapi diyakini bisa membawa koperasi desa menuju kemandirian.

Salah satu yang digandeng Pemkab Bogor untuk membuat mandiri Koperasi Merah Putih di setiap desa adalah dengan skema 'bapak asuh', yaitu Koperasi Sayaga Korpri Kabupaten Bogor.

Koperasi ini sudah mapan dan rutin membagikan SHU, bahkan sudah menerapkan sistem digital sehingga anggota bisa memantau bagi hasil lewat ponsel.

Bagi Maryeni, ketua pengurus Koperasi Sayaga, pendampingan bukan sekadar menyuntik dana. "Intinya transfer pengetahuan. Bagaimana pengurus koperasi desa memahami aturan, mengelola anggota, sampai berani bicara ke masyarakat," jelasnya.

Meski begitu, jalan menuju kemandirian tidak mudah. Banyak pengurus koperasi desa yang masih bingung bagaimana cara 'menjual' koperasi agar menarik minat warga.

Rekrutmen anggota berjalan lambat, bahkan ada koperasi yang masih berhenti di angka 20 anggota tanpa perkembangan. "Kalau tidak ada penambahan, berarti tidak ada kemajuan," kata Maryeni mengingatkan.

Disinggung risiko kegagalan koperasi yang membayangi, Iman memilih optimistis. Menurutnya, koperasi Merah Putih akan maju selama pengurus memiliki integritas dan kemauan untuk memajukan wilayahnya.

"Terlalu prematur kalau menyebut koperasi ini (Merah Putih) akan kolaps," tegasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads