Keluh Kesah Pedagang Parsel di Bandung Jelang Lebaran 2025

Keluh Kesah Pedagang Parsel di Bandung Jelang Lebaran 2025

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Senin, 24 Mar 2025 20:30 WIB
Penjual parsel di Kota Bandung.
Penjual parsel di Kota Bandung (Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar).
Bandung -

Saling berkirim parsel adalah salah satu tradisi yang sejak lama muncul di momen Lebaran. Dari tahun ke tahun, banyak orang berburu parsel ke sentra-sentra parsel yang tersebar di sejumlah tempat. Alhasil, bisnis tahunan ini pun kerap menghasilkan cuan besar.

Namun, berbeda dengan tahun ini. Satu minggu menjelang Lebaran 2025, sejumlah pedagang parsel di Kota Bandung harus gigit jari menerima penjualan yang kian merosot. Setelah lesu dihantam COVID-19, isu turunnya daya beli masyarakat pun dinilai mulai terasa berkontribusi terhadap penurunan penjualan.

detikJabar berkesempatan menyambangi salah satu sentra parsel di bilangan Jalan Karapitan, Kota Bandung, Senin (24/3/2025). Tak jauh dari Universitas Langlangbuana, terdapat kios penjual parsel dengan spanduk "Trijaya Parcel".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deretan parsel dengan beragam harga menghiasi etalase tersebut. Dari parsel kecil seharga Rp80 ribu hingga parsel besar seharga ratusan ribu.

Salah satu penjual, Deddy mengatakan, pembeli mulai merosot sejak tiga tahun ke belakang dan mencapai puncaknya di tahun ini. Bila sebelumnya ia bisa menjual 5-6 ribu parsel selama Ramadhan, di tahun ini, menjual 1,5 ribu parsel pun sulit.

ADVERTISEMENT

"Dari 3 tahun ke belakang penjualan sudah tidak seperti dulu. Kita sekarang hanya bikin 1.500, biasanya 5.000 sampai 6.000. Jumlah segini pun susah ngabisinnya," ungkap Deddy pada detikJabar.

Ia menduga, salah satu faktor mulai merosotnya penjualan adalah ketika penjual parsel baru bermunculan. Ia adalah pedagang parsel kedua yang berjualan di Jalan Karapitan menjelang Lebaran. Kini, ia mengatakan, terdapat setidaknya 14 penjual parsel lain yang berjajar di sepanjang jalan.

Selain itu, ia juga menyebut pesanan dari instansi jauh berkurang di tahun ini. Isu efisiensi anggaran di berbagai instansi dirasa berpengaruh terhadap penjualan.

"Iya jelas ngaruh sekali, biasanya yang beli macam-macam, ada instansi dan ada personal. Sekarang yang beli kebanyakan personal saja," ungkapnya.

Di banding tahun lalu pun, ia memaparkan, penjualan berkurang hingga 50 persen. Bila di 2024 ia bisa menjual sekitar 3.500 parsel, tahun ini 1.500 parsel pun belum ludes. Padahal, Lebaran tinggal menghitung hari.

"Di rumah juga masih banyak stok parselnya," ungkap Deddy.

Tak jauh berbda, omzet yang menurun juga dialami Yuni, penjual Yani Parcel yang dijumpai masih di bilangan Karapitan. Dia mengatakan, salah satu yang berpengaruh adalah berhentinya pesanan dalam jumlah besar dari instansi.

"Dibanding tahun lalu omzet berkurang, tapi yang paling signifikan itu pesanan dari instansi," ungkapnya.

Biasanya, ia mengatakan, tiap tahun ada instansi yang bisa memborong hingga 500 paket parsel untuk Lebaran. Hingga seminggu sebelum Lebaran tahun ini, belum ada pesanan instansi yang masuk.

"Tahun ini enggak ada. Ya mungkin berpengaruh dari efisiensi itu," ungkapnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads