Tren Domba-dombaan, Mainan Unik yang Digandrungi Bocah SD di Cimahi

Tren Domba-dombaan, Mainan Unik yang Digandrungi Bocah SD di Cimahi

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 26 Jan 2025 08:00 WIB
Penampakan mainan domba-dombaan yang dibuat pemuda Cimahi.
Penampakan mainan domba-dombaan yang dibuat pemuda Cimahi. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Cimahi -

Bentuknya memang abstrak, tapi karena berwarna-warni, anak-anak pun suka melihatnya. Bentuknya ada yang seperti domba, naga, badak, hiu hingga kalajengking, mainan ini memang tidak seperti pada umumnya, tapi anak-anak suka mengoleksinya.

Mainan ini berbahan baku plastik akrilik, untuk menghasilkan bentuk atau biasa anak-anak menyebutnya skin yang disukai, plastik akrilik itu harus dipotong-potong dahulu dengan menggunakan gergaji kecil.

Adalah Rifki Elang Awaludin, pemuda berusia 23 tahun asal Leuwigajah, Kota Cimahi ini merupakan penjual mainan unik satu ini. Rifki mengatakan, mainan ini dinamai domba-dombaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mainannya disebut domba-dombaan," kata Rifki saat membuka perbincangan dengan detikJabar di Bandung, Kamis (23/1/2025).

Lulusan SMAN 4 Kota Cimahi ini mengungkapkan, awal mula dia berjualan mainan unik itu selepas lulus SMA. Rifki kala itu sulit mencari kerja karena COVID-19 sedang menerpa.

ADVERTISEMENT

"Jualan mainan sejak lulus SMA, kebetulan waktu itu COVID-19, lagi cari kerja, bapak punya basic jualan mainan ini dan saya ikutan," ungkapnya.

Sejak saat itu, Rifki berjualan mainan ini berkeliling dari satu SD ke SD lainnya yang ada di sekitar Kota Cimahi yang berbatasan dengan Kota Bandung.

"Bapak sudah lebih dulu jualan mainan ini, saya ikut dan untuk bentuknya sudah ada pola yang bapak buat jadi saya tinggal meneruskan," ujarnya.

Manfaatkan Limbah Akrilik

Saat memulai usahanya, Rifki memanfaatkan plastik akrilik, limbah yang dia dapatkan di setiap percetakan dan tempat pembuat papan reklame yang ada di Kota Cimahi. "Kalau awal jualan pakai limbah, karena sekarang sudah stabil (pemasukan dan pengeluaran) saya pakai bahan baku baru, bahan bakunya akrilik juga, kalau limbah waktu itu gunakan limbah papan reklame, dulu beli Rp8 ribu per kilo, namun kekurangannya warnanya putih aja," jelas Rifki.

Sementara itu, untuk bahan baku plastik akrilik baru, Rifki beli Rp45 ribu untuk satu lembar plastik akrilik berukuran 45x45 centimeter.

"Untuk peralatan yang digunakan gergaji ukir, lem, gunting dan cutter. Sebelum berjualan saya mendapatkan keahlian membuat mainan ini dari bapak (ayahnya)," ujarnya.

Menurut Rifki, dia jualan di SD yang ada di Kota Cimahi dari pagi dan pulang sekitar Pukul 10.00-12.00 WIB, tergantung ramai dan sepinya sekolah.

"Jam 10 juga biasanya bisa langsung pulang, tapi pas pulang kan harus bikin lagi, bikin yang bentuk basic, kalau lagi bikin banyak bisa sampai jam 11 malam dan besok paginya jualan lagi," tutur Rifki.

Penampakan mainan domba-dombaan yang dibuat pemuda Cimahi.Penampakan mainan domba-dombaan yang dibuat pemuda Cimahi. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Skin Sultan Kasta Tertinggi Mainan Domba-dombaan

Jika orang awam melihat mainan yang dibuat Rifki akan menganggap mainan itu tidak berguna. Tapi bagi orang yang memiliki jiwa seni akan melihat mainan yang dibuat sebagai karya seni meskipun hanya dibuat dari plastik akrilik dan ditempel-tempelkan dengan lem.

"Skin sultan harga mulai Rp30 ribu, bentuknya hanya tiga naga, badak, hiu dan tiga skin itu yang mahalnya, kalau yang biasa Rp3 ribuan bentuknya domba," ujarnya.

Disinggung motivasi anak-anak SD suka mengoleksi mainan domba-dombaan ini, Rifki menyebut karena mainan ini bisa diadukan dan hal itu bisa membuat anak-anak senang.

"Itu diadukan, kalah tinggal dilem lagi dan itu gratis. Motivasi anak-anak karena asyik bisa join bareng temannya," tuturnya.

Menurut Rifki, untuk skin basic dia jual Rp3 ribu dalam bentuk domba. Namun jika anak-anak ingin memodifikasi hingga menghasilkan skin lain, maka harus mengupgradenya.

"Kalau upgrade Rp1 ribu, tapi kalau upgrade (nominalnya) bebas mau berapa juga, kalau yang di rumah ada yang bisa Rp500 ribu, kalau anak-anak mentoknya Rp100-150 ribu, ada aja (capai ratusan ribu), tapi kemungkinannya kecil," terang Rfiki.

Menurut Rifki, setiap anak biasanya hanya memiliki satu, namun kebanyakan anak-anak itu melakukan upgrade hingga mainan yang dimilikinya memiliki bentuk yang diinginkan.

"Kebanyakan punya 1 di upgrade, tapi kalau anak-anak yang uangnya banyak bisa punya dua-tiga," ujarnya.

Hingga saat ini, skin paling tinggi yang dibuat Rifki yakni bentuk kalajengking dan untuk menghasilkan bentuk itu dibutuhkan kocek ratusan ribu rupiah.

"Kalau dari basic ujung-ujungnya kalajengking, yang dimaksud custom modifnya ujung-ujungnya kalajengking tapi itu belum sampai akhir, hasil akhirnya ada lagi," ucapnya.

Cibiran Jadi Cambuk Kesuksesan

Selain dikenal di kalangan anak-anak SD di Cimahi, Rifki juga dikenal warganet di media sosial (medsos) TikTok. Sejumlah kontennya disukai banyak warganet, namun ada saja yang mencibir usahanya. Tak hanya di kolom komentar, ada juga warganet yang berani mengirimkan pesan dan memberikan pesan cibiran atas usaha yang dilakukan oleh Rifki.

Rifki jadikan pujian dan cibiran dari warganet sebagai cambuk bagi dirinya agar lebih semangat lagi. Khusus cibiran yang diberikan warganet, Rifki tak mempermasalahkan hal itu.

"Ga kenapa-kenapa (orang mencibir) mungkin mereka belum tahu. Kalau sudah tahu mungkin nggak gitu lagi, (cibiran) di komen dan DM TikTok, kalau secara langsung nggak pernah, ibu-ibu juga banyak yang beli untuk anaknya," tuturnya.

Rifki menambahkan, setiap harinya puluhan mainan yang dia buat bisa dijual. Tak hanya itu banyak juga anak-anak yang mengupgrade mainannya kepada Rifki.

"Modif seribuan, sehari terjual sekitar 20 biji, kalau udah punya tinggal dimodif saja. Jualannya pindah-pindah SD, penghasilan per hari Rp100-200 ribu," pungkasnya.

(wip/sud)


Hide Ads