Pandemi Covid-19 mengubah hidup banyak orang, termasuk Gugun Gunandar, pedagang bakso di Kota Bandung. Sebelum pandemi, ia memiliki kios bakso sederhana di sebuah sudut jalan.
Pelanggannya cukup banyak dan hasil usahanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, semua berubah ketika pandemi melanda.
Saat pemerintah menerapkan pembatasan sosial pada 2020, usaha Gugun terkena dampaknya. Pembeli berkurang drastis. Bahkan di awal pandemi, kiosnya lebih sering kosong ketimbang ramai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi semakin sulit bagi Gugun karena harus terus membuat dapurnya mengepul. Hingga akhirnya, Gugun mengambil keputusan berat dengan menutup kiosnya.
"Jualan bakso di Bandung dari tahun 2008, kalau keliling panggilan ini pas 2020 saat pandemi. Sebelum itu pernah keliling juga tapi nggak panggilan, kemudian dari 2018-2020 ada tempat ruko, baru dua tahun (kena) pandemi," ungkap Gugun, belum lama ini.
"Karena pandemi, pendapatan nggak ada, nggak ada yang beli, buat sewa tempat nggak nutup. Jadi tutup kios," sambungnya.
Menutup kios bukan berarti menyerah. Gugun mencari cara lain untuk tetap berjualan. Sejak saat itu, dia memilih berjualan keliling dengan gerobak yang menyatu dengan sepeda motornya.
![]() |
Namun, di luar dugaan, usahanya justru semakin berkembang. Berbeda dengan kios yang menunggu pelanggan datang, kali ini Gugun yang mendatangi pelanggan.
"Lanjut jualan pakai motor gini, keliling dan nerima panggilan ke kantor, ke sekolah," ujarnya.
Dengan rute yang sudah ia tentukan dari pesanan pelanggan, Gugun mendatangi satu tempat ke tempat lainnya. Kini Gugun semakin menikmati caranya berjualan bakso dengan konsep panggilan.
Bahkan nama Gugun Meatball yang dibuat pria 33 asal Majalengka itu sudah dikenal luas oleh warga Bandung. Antrean pelanggan Gugun juga mencapai berhari-hari.
"Ini antrean full sampai minggu pertama bulan Februari. Sehari paling banyak 4 titik panggilan, kebanyakan yang panggil itu lagi kumpul-kumpul kayak kumpul keluarga gitu," ujarnya.
Perjalanan Gugun membuktikan bahwa di balik kesulitan, selalu ada peluang. Meski awalnya kehilangan kios yang sudah ia bangun, justru dari keterpaksaan itu ia menemukan cara baru yang lebih menguntungkan.
"Buat ke depan ada (niat) buka tempat lagi, tapi kalau sekarang masih senang gini (panggilan). Tapi ke depannya maunya yang kios ada, yang panggilan gini juga ada," tandasnya.
(bba/orb)