Jerit Perajin Senapan Angin di Sumedang

Jerit Perajin Senapan Angin di Sumedang

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Kamis, 31 Okt 2024 14:30 WIB
Idih Sunaedi pengrajin senapan angin di Cikeruh, Jatinangor, Sumedang.
Idih Sunaedi perajin senapan angin di Cikeruh, Jatinangor, Sumedang (Foto: Dwiky Maulana Vellayati/detikJabar).
Sumedang -

Penjualan maupun produksi senapan angin di Kabupaten Sumedang kian menurun. Hal itu disebabkan karena mulai turunnya minat warga untuk memiliki senapan angin.

Kondisi itu, dirasakan oleh salah satu perajin senapan angin, yakni Idih Sunaedi (82). Idih mengatakan, kurangnya penjualan telah terjadi sejak awal tahun 2023 lalu.

Menurutnya, sebelum itu dirinya sering mendapatkan pesanan senapan angin dari di luar Pulau Jawa seperti, Kalimantan, Aceh, hingga Sulawesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"2023 awal sudah sepi peminat, pembelinya kurang kerasa kalau sekarang. Dulu mah banyak pesanan bisa kirim ke Kalimantan, Aceh, Jawa, Sulawesi," ujar Idih kepada detikJabar, Rabu (30/10/2024).

Idih menuturkan, sebelum turunnya penjualan, dirinya selalu memproduksi sebanyak 40 senapan angin setiap harinya. Idih memproduksi sendiri senapan angin di bengkel miliknya di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

ADVERTISEMENT

"40 senjata dulu pernah kirim ke luar Jawa kalau sekarang mah pembelinya perorangan, cuman 4 senapan. Daya pembeli kurang yang pastinya," katanya.

"Faktornya pertama pembeli kurang, kadua perajin harganya tidak stabil, pengiriman ke luar Jawa kurang," sambungnya.

Idih yang juga merupakan Ketua Koperasi Binakarya senapan angin menyampaikan, pendapatan dalam satu tahun terakhir terus mengalami penurunan hingga 70 persen.

"Tidak kurang dari 50 juta sebelumnya dalam sebulan, penurunan ada 70 persen. Ada yang masih jalan, tapi harga murah dari satu juta dua ratus sekarang jadi 850 ribu turun sekali. Sekarang mah 10 juta juga kurang," ucap dia.

Selain itu, akibat penurunan pesanan dari penjualan senapan angin memberikan dampak lain yang dirasakan oleh Idih. Bahkan, Idih mengaku saat ini hanya memiliki tiga karyawan.

"Jelas karyawan saya juga berkurang karena pendapatan sama peminatnya kurang, dari empat cuman tiga sekarang. Harapannya semoga ada solusi biar peminatnya ada lagi," pungkasnya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads