Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengungkapkan, nilai transaksi belanja online yang dilakukan warga Kabupaten dan Kota Tasikmalaya mencapai Rp 972 miliar dalam setahun.
Data ini menurut dia menjadi sebuah bukti bahwa perdagangan digital sudah memasyarakat. Namun di sisi lain hal ini bisa menjadi indikasi bahwa masyarakat Tasikmalaya cenderung konsumtif.
"Angka kemiskinannya cukup tinggi namun transaksi di markeplace-nya pun tinggi. Bisa jadi ini menunjukkan perilaku konsumtif. Dari data yang saya dapat transaksi di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dalam setahun mencapai Rp 972 miliar, besar sekali," kata Ferdiansyah di sela acara diskusi terfokus tentang program Kelurahan Cemara (cerdas mandiri dan sejahtera) di aula Kelurahan Cipedes Kota Tasikmalaya, Sabtu (12/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengaku, tidak dalam konteks menilai tingginya transaksi digital itu sesuatu yang positif atau negatif. Namun data ini bisa menjadi penunjang untuk memahami perilaku masyarakat Tasikmalaya, dalam upaya pengentasan kemiskinan.
"Ya data yang kita dapat seperti itu, artinya ada data tambahan ketika kita berbicara mengenai upaya pengentasan kemiskinan," kata Ferdiansyah.
Program Desa/Kelurahan Cemara sendiri merupakan program yang sedang dirintis atau diujicoba oleh Kementerian PPN/Bappenas. Program ini merupakan sebagai upaya konkret mengatasi kemiskinan di Indonesia dengan menggandeng perguruan tinggi.
Kementerian PPN/Bappenas tengah melakukan uji coba program Desa/Kelurahan Cemara ini di 200 titik di Indonesia, salah satunya adalah Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
"Kegiatan ini menjadi bagian dari monitoring dan evaluasi, kami mengganggap Desa Cemara memang perlu dilengkapi dengan beberapa indikator, sehingga harapannya ketika nanti menjadi sebuah yang sudah lengkap, program ini bisa di copy paste kepada desa-desa yang ada di Indonesia," kata Ferdiansyah.
Dia mengatakan perlu waktu sekitar 2 atau 3 tahun lagi untuk menyempurnakan program ini sampai akhirnya bisa menjadi percontohan dan digulirkan secara masif.
"Evaluasi yang kami dengarkan dari aspirasi masyarakat, nampaknya Desa Cemara ini nampaknya perlu dilengkapi dan ditindaklanjuti sekitar 2 sampai 3 tahun lagi, sehingga nanti diserahterimakan menjadi template pilot project nasional," papar Ferdiansyah.
Salah satu aksi nyata dari program Desa Cemara ini adalah pembenahan data dan klasifikasi penduduk miskin.
"Jadi Desa atau Kelurahan Cemara itu harus menghilangkan istilah "kirang langkung" (kurang lebih) atau kinten-kinten (kira-kira) ketika berbicara data kemiskinan. Semua harus jelas," kata Ferdiansyah.
Sementara itu Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Maliki mengatakan tujuan utama dari program Desa Cemara ini adalah penanggulangan kemiskinan.
Dia mengakui program ini masih dalam tahap uji coba, sehingga masih terus dilakukan evaluasi dan pembenahan.
"Jadi dengan mempelajari pelaksanan uji coba, nanti kita bisa mengetahui bagaimana template umum, kemudian akhirnya kita bisa memaksimalkan melalui program nasional, dan bisa diimplementasikan di seluruh daerah, tapi harus bisa disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing," kata Maliki.
Yang terasa menjadi kendala selama ini, kata Maliki adalah kapasitas aparatur pemerintah di daerah, mulai dari Kepala Desa atau Lurah hingga ke pejabat daerah lainnya.
Maliki menambahkan harapan masyarakat terhadap program ini cukup besar dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Tak heran jika di banyak tempat masyarakat cukup aktif melakukan program ini.
"Saya kira memang tantangan besar itu bagaimana kita terus meningkatkan kapasitas para pelakunya, terutama aparat desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota sampai provinsi," kata Maliki.
Asda II Pemkot Tasikmalaya, Riza Setiawan mengaku mendukung Kelurahan Cipedes dijadikan ujicoba program Desa Cemara, dengan target pengentasan kemiskinan di wilayahnya.
"Sejauh ini kami apresiasi positif, upaya dari program ini pun mencakup pemberdayaan UMKM, optimalisasi potensi wilayah sampai pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Saya kira bagus walau pun belum menjadi program yang menyeluruh," kata Riza.
(mso/mso)