Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka punya tampilan yang begitu mewah. Tapi sayang, harus diakui Bandara ini masih belum menguntungkan bagi Pemprov Jabar.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin di agenda West Java Travel Mart (WJTM) 2024 beberapa waktu lalu mengatakan, beragam upaya sudah dilakukan Pemprov Jabar. Ia ingin bandara kebanggaan Jawa Barat ini jadi gerbang utama pariwisata di Jabar dan menjadi hub penerbangan umrah.
"Saya hanya nitip Kertajati. Bandara ini sudah 'berdarah-darah', tetapi kami terus berjuang," ujar Bey dalam rilis Humas Jabar, dikutip detikJabar, Jumat (11/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, penerbangan internasional dari Singapura ke Kertajati memang sudah dimulai. Tapi Bey dalam beberapa kesempatan menyebut beragam upaya masih harus dilakukan demi meningkatkan jumlah penumpang.
Sebab misi Pemprov Jabar dari Kertajati cukup besar, yakni utamanya demi meningkatkan potensi pariwisata di kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan). Menurutnya, Kuningan dapat menjadi Ubud-nya Jawa Barat, sementara Cirebon berpotensi menjadi Solo-nya Jabar.
Potensi ini dapat lebih optimal jika didukung akses langsung melalui Kertajati. Lalu apa saja sebetulnya kendala yang dihadapi bandara kebanggaan Jawa Barat ini?
Komisaris Utama PT BIJB Dedi Taufik mengungkapkan, bahwa Pemprov Jabar memang sudah 'berdarah-darah' membangun Bandara Kertajati. Bandara terluas kedua di Indonesia ini telah dibangun begitu megahnya, namun diterpa beragam faktor yang mempengaruhi mengapa bandara ini belum kunjung ramai.
"Kondisi terkini kan kita masih ingin menaikkan trafik ya. Trafik ke udara atau rute kita akan tambahkan. Bandara Kertajati ini yang dikatakan berdarah-darah itu kan pengorbanannya cukup lumayan sejak tahun 2012 kita melakukan pembebasan lahan seluas 1.152 hektare," ucap Dedi pada detikJabar, Jumat (11/10/2024).
Dedi yang akrab disapa DT, mengaku pendapatan dari bandara yang telah diresmikan sejak 2019 ini belum bisa menghidupi Jabar. Traffic yang masih kecil, rute masih belum optimal, masih harus diupayakan Pemprov Jabar.
"Kemudian juga berkaitan dengan movement orang yang efektif atau ideal itu perharinya harus 7.500. Kertajadi sekarang itu movementnya day by day hanya 2.500 paling tinggi. Nah berarti ada deviasi kurang lebih 5.500 deviasi. Kalau 7.500 ya kita udah bisa ngomong kaitan dengan revenue gitu," ucap Dedi.
Membangun bandara diibaratkan DT tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih, pandemi COVID-19 membuat langkah bandara ini terhenti. Setahun ke belakang, Pemprov Jabar melakukan segala upayanya demi meramaikan Bandara Kertajati.
"Bandara Kertajati yang memang waktu uji coba dulu kan tahun 2018. Terus kita Covid 2019-2021 kan berhenti tuh ya hampir semua bandara. Nah baru kita bangkit lagi di tahun 2023 gitu kan. Lalu catatan dari Kementerian Perhubungan itu sekarang Bandara Kertajati sudah beroperasi total, sebab Tol Cisumdawu sudah beroperasi," sambungnya.
Sekedar informasi, rute existing penerbangan di bandara KJT yakni Kertajati-Denpasar dua kali penerbangan, Kertajati-Kualanamu, Kertajati-Balikpapan, Kertajati-Kuala Lumpur, dan Kertajati-Singapura. DT mengatakan berharap banyak dengan infrastruktur perhubungan melalui Bandara Kertajati, setelah sukses menjadi embarkasi haji 30 kloter dari Kertajati.
Beragam upaya dilakukan salah satunya dengan menurunkan harga avtur. Bahan bakar pesawat ini dikatakan DT sudah sama harganya antara Kertajati dengan Soekarno-Hatta Jakarta. Hal ini menguntungkan bagi airline, sehingga harga tiket dapat lebih murah.
"Kita ingin inbound dan outbound atau mendatangkan dan keluar dengan pintunya adalah Kertajati. Sekarang kan ada beberapa bandara ditutup. Semarang, Solo, itu tidak ada penerbangan internasional. Nah keunggulan Kertajati sudah ada penerbangan internasional dengan rute Malaysia dengan Singapura. Berarti kan ini selangkah lebih maju dong Kertajati. Avtur juga sudah lebih murah yang diusahakan oleh Pak Gubernur tadi," ucap DT.
Kini, terlepas dari upaya menambah rute dan traffic, DT berharap masyarakat tak lagi menilai Kertajati punya jarak yang jauh dari Bandung atau merasa kesulitan soal transportasi.
Sebab Pemprov Jabar juga telah menyertakan bus by the service dengan kapasitas 3.500 penumpang yang bisa dilakukan dari Bandung-Kertajati, Tasikmalaya-Kertajati, Subang-Kertajati, bahkan Brebes dan Tegal ke Kertajati.
"Tapi kalau sekarang ini ya kita repot ya, kalau nggak ada semua aktivitas yang lain. Masyarakat yang memiliki Bandara Kertajati tidak menjadikan sebuah ekosistem. Kata siapa Kertajati jauh? Rute dari Bandung menuju Kertajati, kurang lebih sekitar satu jam perjalanan. Kami juga kasih kendaraan 3.500 seat. Jadi mari kita ramaikan Kertajati, sesuai tagline-nya terbang asik dari Kertajati," ujarnya.
(aau/mso)