Harga MinyaKita di pasar tradisional Kota Cimahi sudah naik mengikuti kebijakan pemerintah pusat. Namun kenaikannya lebih tinggi dari yang ditentukan pemerintah.
Sebelumnya, harga MinyaKita dijual Rp14.000 per liter. Kemudian naik menjadi Rp15.700 per liter sesuai kebijakan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Namun di Cimahi, banyak pedagang yang menjual MinyaKita lebih mahal.
"Ya memang sudah naik, sesuai kebijakan pemerintah. Sekarang di sini (Pasar Atas Baru Kota Cimahi), rata-rata jual Rp16.000 per liter," kata Ritawati (36), penjual sembako saat ditemui, Jumat (26/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rita mengatakan kenaikan harga MinyaKita berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat. Penjualan minta goreng dari pemerintah itu kini agak menurun.
"Sekarang mulai berkurang yang beli MinyaKita, karena memang mahal. Jadi pindah lagi ke minyak curah, soalnya lebih murah. Memang memberatkan pastinya," kata Rita.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Atas Baru Kota Cimahi, Hana Subiarti mengatakan pedagang terpaksa menjual MinyaKita seharga Rp16.000 per liter lantaran margin keuntungan yang terlalu tipis juga sesuai harga dari pemerintah.
"Dari distributornya saja sekarang sudah Rp15.300 per liter, kalau dijual Rp15.700 per liter ya rugi juga. Makanya kesepakatan jual Rp16.000 per liter," kata Hana.
Menurut Hana, pemerintah semestinya bisa menjaga kestabilan harga MinyaKita yang didistribusikan untuk menekan harga minya goreng kemasan lain.
"Waktu itu kan sempat langka dan harganya naik, nah MinyaKita didistribusikan untuk mengatasi itu. Sekarang kok malah naik juga, kasihan masyarakat," kata Hana.
Asep, salah seorang konsumen mengaku kenaikan harga MinyaKita kian memberatkan. Terlebih minyak goreng merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk memasak.
"Ya keberatan, harusnya diturunkan bukan malah naik. Nanti bisa berdampak ke naiknya harga kebutuhan lain," kata Asep.
Sementara itu, Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi memerintahkan dinas terkait untuk memantau kondisi kenaikan harga MinyaKita di lapangan.
"Ya kita lihat sikonnya dulu seperti apa. Tentu kita bersiap agar masyarakat secara ketersediaan terpenuhi dan secara harga dalam taraf yang bisa terbilang wajar. Khawatirnya seperti tahun lalu, jadi kita harus cek dan pantau supaya minyak ini tidak jadi barang langka," kata Dicky.
(dir/dir)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
 