Cemasnya Perajin Tahu Ciamis gegara Dolar AS Naik Terus

Cemasnya Perajin Tahu Ciamis gegara Dolar AS Naik Terus

Dadang Hermansyah - detikJabar
Rabu, 03 Jul 2024 16:30 WIB
Perajin tahu di Ciamis cemas akan harga kedelai yang kemungkinan melambung setelah rupiah melemah terhadap dolar AS.
Perajin tahu di Ciamis cemas akan harga kedelai yang kemungkinan melambung setelah rupiah melemah terhadap dolar AS. (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Ciamis -

Harga dolar AS yang terus menguat terhadap nilai tukar rupiah diprediksi bakal berdampak terhadap harga kedelai. Hal itu membuat para perajin tahu di Cibodas, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, cemas.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyebut harga kedelai akan mengalami kenaikan dengan menguatnya dolar terhadap rupiah yang sempat menyentuh Rp 16.400. Harga kedelai diperkirakan baru akan naik sekitar dua bulan lagi. Mengingat persediaan kedelai saat ini adalah impor atau pembelian 2 bulan lalu sebelum rupiah melemah terhadap dolar AS.

Pantauan detikJabar, harga kedelai yang dibeli oleh para perajin tahu di Kabupaten Ciamis, saat ini antara Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram. Perbedaan harga tersebut tergantung dari tempat pembeliannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yendi, perajin tahu asal Cibodas Desa Cisadap, Kabupaten Ciamis, mengaku tidak bisa membayangkan apabila harga kedelai kembali mengalami kenaikan. Di harga Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram saat ini pun sudah merasa kelimpungan.

Perajin tahu ini tetap mempertahankan ukuran, meski hanya mengambil sedikit keuntungan. Mengingat apabila ukuran tahu diperkecil para pelanggan bisa kabur.

ADVERTISEMENT
Perajin tahu di Ciamis cemas akan harga kedelai yang kemungkinan melambung setelah rupiah melemah terhadap dolar AS.Perajin tahu di Ciamis cemas akan harga kedelai yang kemungkinan melambung setelah rupiah melemah terhadap dolar AS. Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

"Harga kedelai kan sebelumnya sekitar Rp 10 ribu per kilo. Kemudian waktu lebaran sampai sekarang naik Rp 11.400 per kilo lalu turun lagi jadi Rp 11 ribu. Dengan harga ini saja, kami hanya bisa ambil sedikit," ungkapnya saat ditemui detikJabar, Rabu (3/7/2024).

Menurut Yendi, apabila harga kedelai impor melambung naik lebih dari harga sekarang, kemungkinan para perajin bakal berhenti produksi.

"Kalau harga kedelai naik apalagi sampai Rp 14 ribu atau Rp 16 ribu ya pasti libur dulu. Biasanya ada demo, menentukan sikap seperti apa, ya menunggu," ungkapnya.

Hal senada diutarakan Dede, perajin tahu lainnya, yang menyebut harga kedelai saat ini Rp 12 ribu sudah sangat tinggi. Ditambah lagi harga minyak yang sebelumnya Rp 16 ribu yang menjadi Rp 16.500. Bahkan saat ini Dede mulai merasakan adanya kelangkaan barang. Dede tidak hanya memproduksi tahu mentah tapi juga digoreng untuk kebutuhan gorengan (gehu) dan masakan lainnya.

"Sekarang sedang sepi, karena mungkin masyarakat sedang banyak kebutuhan. Produksi dikurangi dari biasanya 3,5 kuintal kedelai sekarang hanya 2,5 kuintal," katanya.

Dede mengaku belum mengetahui pasti akan melambungnya harga kedelai setelah rupiah melemah terhadap dolar. Ia berharap hal itu tidak terjadi dan harga kedelai masih tetap, meski menginginkan harga kedelai turun.

"Kalau kami melihat perkembangannya seperti apa. Semoga saja tidak naik. Kalau beneran harga kedelai naik ke depannya biasanya akan libur produksi. Nanti ada rapat-rapat memutuskan harga tahu naik, diperkecil atau solusinya bagaimana," jelasnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads