Tukang Bersih-bersih Toilet yang Menjelma Jadi 'Sultan'

Kabar Internasional

Tukang Bersih-bersih Toilet yang Menjelma Jadi 'Sultan'

Aisyah Kamaliah - detikJabar
Jumat, 28 Jun 2024 11:00 WIB
Jensen Huang
Jensen Huang. (Foto: Facebook)
Jakarta -

Nasib seseorang bisa berubah. Bahkan, perubahan yang terjadi bisa begitu drastis. Meski begitu, butuh waktu yang berbeda bagi setiap orang untuk berubah ke arah lebih baik.

Contohnya dialami Jensen Huang. Siapa sangka, ia dulunya adalah petugas bersih-bersih toilet. Namun berselang beberapa tahun kemudian, ia menjelma jadi 'sultan' dan kini dikenal sebagai CEO NVIDIA.

Dikutip dari detikInet, Jensen Huang memang menjalani kehidupan yang keras. Ia benar-benar harus merangkak dari bawah sebelum menuai kesuksesan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun sampai harus menjadi petugas pembersih toilet. Ia pun menegaskan jika pekerjaan itu bukan hal hina baginya.

"Bagi saya, tidak ada pekerjaan yang hina untuk saya. Ingat, saya dulunya adalah tukang cuci piring. Saya sungguh-sungguh. Saya dulu membersihkan toilet. Saya sudah membersihkan banyak toilet," ujarnya, sebagaimana dimuat oleh saluran YouTube Standford Graduate School of Business.

ADVERTISEMENT

Huang mengatakan toilet yang sudah dia bersihkan bisa jadi lebih banyak dari yang dilakukan oleh para audiens, bahkan jika digabungkan. Kondisi toilet yang dibersihkannya pun kadang bikin jijik.

"Dan beberapa dari mereka (toilet-toilet -- red) ada yang tidak bisa saya unsee," kata Huang yang kemudian disambut tawa hadirin.

Huang lahir di Taiwan. Keluarganya pertama kali pindah ke Thailand Ketika dia berusia 5 tahun. Kemudian, dia dikirim tinggal di Amerika Serikat dengan pamannya saat berusia 9 tahun.

Di sana, dia mendapatkan gelar di bidang teknik elektro dan gelar MS dari Stanford. Ketika berusia 30 tahun, ia mendirikan NVIDIA. Per 1 Maret 2024, NVIDIA menjadi perusahaan paling bernilai ketiga di Wall Street, dengan nilai pasar lebih dari USD 3 triliun (sekitar Rp 49.262 triliun).

Meski berada di puncak, Huang mengaku akan membantu karyawannya semampunya. Dia mengatakan tak akan ragu untuk menyampaikan apa isi pikirannya ketika diajak berdiskusi.

"Saya menunjukkan kepada orang-orang bagaimana memikirkan berbagai hal sepanjang waktu -- menyusun strategi, bagaimana meramalkan sesuatu, bagaimana memecahkan suatu masalah. Anda memberdayakan orang di mana saja. Begitulah cara saya melihatnya -- jika Anda mengirimi saya sesuatu dan Anda ingin bantuan saya untuk meninjaunya, saya akan melakukan yang terbaik, dan menunjukkan kepada Anda bagaimana saya melakukannya," ujar Huang.

Huang mengatakan membantu karyawannya juga membantunya. "Dalam proses melakukan itu, saya belajar banyak dari Anda. Anda memberi saya banyak informasi dan saya belajar banyak. Saya merasa dihargai dengan proses ini," katanya.

Namun, tentu saja tidak mudah untuk berinteraksi dengan banyak karyawan saat menjadi seorang CEO. Huang menuturkan butuh banyak energi yang dicurahkan untuk bisa menyelami cara pikir tiap karyawan.

"Hal ini membutuhkan energi emosional dan intelektual yang sangat besar. Jadi saya merasa lelah saat mengerjakan hal-hal seperti itu," ucapnya. Demikian seperti dikutip dari OfficeChai.

Artikel ini telah tayang di detikInet dengan judul Kisah Bos Perusahaan Raksasa yang Dulunya Tukang Bersih-bersih Toilet

(ask/orb)


Hide Ads