Pasca penetapan HET tersebut, harga beras premium di Pasar Induk Cikurubuk Tasikmalaya justru makin naik. Pedagang menjual beras premium lebih mahal dari HET yang diterapkan pemerintah. Beras premium dijual Rp 15 ribu sementara medium diujual Rp 13 ribu per kilogram.
"Betul HET sudah ditentukan, tapi kan kita beras di pasar naik. Premium naik 100 Rupiah dari HET. Kita jualnya Rp 15 ribuan perkilogram," kata Rustandi, pedagang beras di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya, Rabu (5/6/24).
Dia menyebut, potensi kenaikan harga beras bisa terjadi saat pasokan berkurang. Apalagi, lahan sawah di beberapa wilayah Tasikmalaya diserang hama wereng.
"Potensi naik ada, kan ada gangguan cuaca ada hama juga yang serang lahan tani. Kalau saya ambil beras di lokal," kata Rustandi.
Konsumen akui penetapan harga eceran tertinggi beras masih dianggap wajar. Mereka justru berharap pemerintah menjaga stock beras agar tidak berkurang yang memicu kenaikan drastis harga.
Baca juga: Persib Butuh Pelapis David da Silva! |
"Masyarakat mah meminta agar pemerintah menjaga harga jual dari petani serta ketersediaan pupuk untuk petani. Faktor ini saya yakin bisa mempengaruhi harga jual beras. Kalau pupuknya susah padinya mati pasti beras mahalkan," kata Asep, salah seorang warga.
Meski demikian, masyarakat berharap harga eceran tertinggi beras ini bisa kembali diturunkan. Apalagi jelang Idul Adha harga kebutuhan lain mulai naik. (mso/mso)