Sulitnya Menidurkan Solihin yang 'Begadang' 4 Tahun

Round-up

Sulitnya Menidurkan Solihin yang 'Begadang' 4 Tahun

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 05 Jun 2024 08:45 WIB
Solihin, mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun.
Solihin, mengaku tidak tidur selama bertahun-tahun. Foto: Hakim Ghani/detikJabar
Bandung - Begitu sulit membuat Solihin (51), warga Kampung Cijeler Kidul, Desa/Kecamatan Leuwigoong, Garut tertidur pulas. Tubuhnya begitu lelah, kini Solihin pun jadi kurus kering. Bagaimana tidak, Solihin tak pernah bisa tidur nyenyak selama empat tahun terakhir.

Rasa tersiksa Solihin yang tak bisa tidur, pertama kali dialami pada tahun 2020. Di suatu hari kala itu, Solihin mengeluh sakit telinga. Telinga sebelah kanannya seperti mampet dan kesulitan untuk mendengar.

"Pertama memang sakit. Dua mingguan setelah diobati, sakitnya redam cuman ada dengung di telinga. Bunyi. Jadi nggak bisa tidur," ceritanya.

Solihin lantas berobat. Namun, entah apa alasannya, saat itu Solihin memasukkan air ke dalam telinga yang sakit, dengan harapan mampet di telinga itu hilang.

"Tapi malah semakin sakit dan ada suara mendengung," kata Solihin.

Dari situlah, sakit di telinga kanannya makin menjadi. Sakit di telinga itu, kemudian berimbas terhadap kehidupan Solihin. Solihin mengaku, hidupnya juga jadi tidak karuan. Kehilangan nafsu makan, hingga tak bisa tidur.

Awalnya, hal tersebut dianggap biasa saja. Sampai Solihin menyadari, jika penyakit yang dideritanya itu sudah berlangsung lama.

Rasa sakit dan dengung di telinga itu, yang menjadi sebab Solihin gelisah, hingga akhirnya tidak bisa tertidur. Solihin mengaku, setiap hari, dirinya diserang rasa kantuk. Namun tetap, tidak bisa tidur.

"Iya memang enggak tidur. Melek saja. Siang-malam ya tidak tidur," ucap Solihin.

"Efeknya ya saya tidak bisa tidur. Kalau ngantuk ya ngantuk. Rebahan, bisa rebahan. Tapi kalau tidur, tidak bisa. Selalu bangun lagi," lanjutnya.

Upaya pengobatan, katanya, terus dilakukan. Namun, tidak pernah membuahkan hasil. Solihin mengaku pasrah dengan keadaannya.

"Sempat diberi obat tidur oleh dokter. Tapi ya tetap saja, tidak bisa tidur. Enggak cocok," cerita Solihin.

Di lain sisi, Nuri Sriwati, anak sulung Solihinmengatakan akibat tak bisa tidur pulas, sang ayah kini terlihat sangat kurus. Tapi rupanya tak cuma dengung telinga yang memperparah kondisi Solihin.

Kala putra Solihin, Agum Gumelar dibunuh pada tahun 2023 dan istrinya meninggal sebulan lalu, hidup Solihin makin tak karuan. "Sudah lama terakhir berobat itu. Ada lebih dari satu tahun yang lalu. Sekarang belum pernah berobat lagi," ucap Nuri.

Solihin berharap agar pemerintah memberikan solusi kepadanya. Sebab, berulangkali Solihinberobat ke dokter, tidak ada solusi yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

"Ingin ditangani secara serius. Karena saya sudah mencoba berobat tapi tetap tidak sembuh-sembuh," pungkas Solihin.

Solihin kemudian kembali mendapat pemeriksaan medis oleh Puskesmas Leuwigoong. Hasilnya, Solihin mengalami gangguan psikis dan kesehatan yang membuat dirinya tak bisa terlelap tidur.

Solihin mengalami gangguan pada bagian telinga sebelah kanan. Selain itu, kondisi psikis juga membuat Solihin tidak karuan.

Solihin diketahui merupakan ayah dari Agum Gumelar. Seorang remaja asal Garut, yang dibunuh temannya gara-gara sakit hati terkena smash bola voli tahun 2023 silam. Kondisi itu diperparah, usai Solihin juga ditinggal sang istri belum lama ini.

Kini, ia mendapatkan penanganan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, berkaitan dengan kematian sang anak, Agum. Meskipun Solihin, tak spesifik menangani permasalahannya yang tidak bisa tertidur.

"Kita menurunkan tim terapi psikis, karena Pak Solihin mengaku tidak bisa tidur sejak tahun 2020 sampai hari ini," kata Ato Rinanto, Ketua KPAID Tasikmalaya.

Ato mengaku, akan menyampaikan permasalahan yang dialami Solihin kepada Pj Bupati Garut dalam waktu dekat. Sebab, Solihin harus ditangani secara serius untuk menjaga kondisi kesehatan dan psikisnya. (aau/sud)



Hide Ads