Kadin: Semester Pertama 2024 Iklim Usaha Jabar Tak Baik-baik Saja

Kadin: Semester Pertama 2024 Iklim Usaha Jabar Tak Baik-baik Saja

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 04 Jun 2024 18:16 WIB
Poster
Ilustrasi ekonomi (Foto: Edi Wahyono/detikjabar).
Tasikmalaya -

Semester pertama tahun 2024 ini iklim usaha di Jawa Barat sedang tidak baik-baik saja. Pelaku usaha masih dirundung berbagai persoalan, mulai dari terhentinya ekspor hingga berimbas pada pengusaha yang terpaksa melakukan PHK karyawan dalam jumlah besar. Pemicunya pun beragam, mulai dari recovery dampak pandemi COVID-19 yang belum tuntas, inflasi, perang hingga masalah minimnya dukungan pemerintah.

Demikian hal itu diungkapkan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara usai melantik kepengurusan Kadin Kota Tasikmalaya, Selasa (4/6/2024).

"Semester pertama 2024 ini iklim usaha di Jawa Barat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Ini sebagai dampak pandemi belum beres, perang Rusia-Ukraina hingga tidak adanya kebijakan pemerintah yang tidak mendukung dunia usaha," kata Cucu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cucu menyebut, salah satu bukti kondisi iklim usaha sedang tidak baik-baik saja adalah terhentinya aktivitas ekspor yang dilakukan oleh para pengusaha di Jawa Barat.

"Eksportir sedang tiarap semua, dampaknya barang numpuk, uang tak berputar sehingga imbasnya terjadi PHK," kata Cucu.

ADVERTISEMENT

Ikhwal aktivitas ekspor barang yang sedang terhenti, sebelumnya dirasakan pula oleh Karto Widodo, pelaku usaha kerajinan tusuk sate dan produk kerajinan bambu di Tasikmalaya. Karto yang sebelumnya rutin mengekspor bilah bambu untuk bahan layang-layang dan kerajinan ke Pakistan dan negara-negara Timur Tengah, sejak beberapa bulan terakhir menemui kendala. Pembeli dari luar negeri itu menangguhkan semua pesanannya sejak beberapa bulan lalu.

"Saya sebelumnya rutin ekspor bambu untuk rangka layangan ke Pakistan dan Timur Tengah, tapi sejak Maret terhenti. Ini barang menumpuk banyak di gudang," kata Karto, Senin (3/6/2024).

Dia mengaku, tak mengetahui penyebab pasti penangguhan pesanan dari pihak pembeli di luar negeri itu. Yang jelas kondisi itu berimbas pada laju usahanya, sehingga produksi rangka layangan terhenti dan 4 pegawainya untuk sementara dirumahkan. Beruntung saat ini dia tengah mendapatkan momentum dari produk tusuk sate, sehingga roda bisnisnya masih bisa berputar.

"Kalau penyebabnya tidak tahu pasti ya, entah dampak perang atau ada masalah lain. Kita juga masih menunggu konfirmasi dari pihak buyer," kata Karto.

Kembali ke Ketua Kadin Jawa Barat Cucu Sutara, dalam situasi yang kurang menguntungkan ini pihaknya berharap pemerintah segera turun tangan mengambil langkah-langkah taktis dan strategis. Transisi kepemimpinan nasional dalam beberapa bulan ke depan diharapkan bisa meniupkan angin segar bagi dunia usaha di Tanah Air termasuk di Jawa Barat.

"Ya harapan terhadap pemimpin ke depan bisa memberikan kebijakan yang pro bisnis. Pengusaha itu pahlawan, dia bisa mendorong peningkatan pendapatan negara dan daerah, menciptakan lapangan kerja, mendorong laju pertumbuhan ekonomi sehingga dampaknya sangat luas," papar Cucu. Dia juga menyebut Kadin itu memiliki fungsi kolaborator dan mitra strategis pemerintah dalam memajukan perekonomian.

Khusus untuk Kadin Kota Tasikmalaya, dia berharap bisa mengambil peran dalam meningkatkan PAD Kota Tasikmalaya yang masih berkutat di kisaran angka Rp 350 miliar per tahun. "PAD Kota Tasikmalaya itu relatif minim ya, Rp 350 miliar. Saya harap Kadin harus bisa memainkan peranannya. Ketika dunia usaha tumbuh, maka akan berdampak pula pada peningkatan PAD, ya salah satunya retribusi dan pajak meningkat," kata Cucu.

Ketua Kadin Kota Tasikmalaya Asep Saefulloh mengatakan, pihaknya akan berusaha keras menjadi jembatan antara pemerintah dan pelaku usaha. Bahkan usai pengukuhan kepengurusan, dia meresmikan kerjasama antara Kadin Kota Tasikmalaya dengan sebuah perusahaan dari Malaysia.

"Kami langsung membuka peluang pemasaran ekspor produk UMKM Tasikmalaya, dengan perusahaan pemilik jaringan 3000 minimarket di Malaysia. Jadi kita akan menawarkan produk UMKM Tasik untuk dipasarkan di Malaysia," kata Asep.

Dia mengatakan produk UMKM yang akan ditawarkan ke Malaysia akan dikurasi terlebih dahulu. "Jadi diterima atau tidak oleh pasar Malaysia, itu bukan masalah. Kalau pun ditolak, kita jadi tahu apa kekurangan kita untuk selanjutnya jadi bahan evaluasi, kita bentuk training center," kata Asep.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads