BIFHEX Indonesia 2024, pameran food supply dan horeca expo terbesar di Indonesia, kembali digelar di Kota Bandung. Pameran yang diikuti oleh ribuan brand dan perusahaan food supply ini merupakan pameran ke-9 dan digelar 23-26 Mei 2024.
Pantauan detikJabar pada Kamis (23/5/2024), ratusan pengunjung memadati Sudirman Ballroom, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bandung. Pengunjung datang untuk melihat produk peralatan makanan dan minuman serta menyaksikan demo masak oleh chef-chef yang meramaikan pameran tersebut. "Lihat-lihat dulu, sebagai referensi aja," ujar Kurniawati (45), warga Cimahi.
Kurniawati mengakui produk peralatan makanan dan minuman yang dipamerkan lebih murah dibandingkan harga aslinya. "Betul, lebih murah yang saya lihat, tapi kalau bicara membeli peralatan seperti ini harus benar-benar dipikirkan manfaatnya juga," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa dikatakan oleh Widiya (32), warga Kota Bandung, yang datang ke pameran untuk membeli peralatan kue. "Mau lihat-lihat peralatan kue, ternyata alat-alatnya canggih, harganya juga lumayan," ujar Widiya.
Ibu muda ini mengaku sangat menantikan acara BIFHEX Indonesia 2024 di Bandung. "Ya, tiap tahun pasti nunggu acara ini. Meski yang dibeli bukan mesin yang besar-besar, tapi ya senang aja, namanya juga ibu-ibu," canda Widiya.
Targetkan Transaksi Rp 500 Miliar
Pelaksana BIFHEX 2024 sekaligus CEO PT Indorich Expo Utama, Richard Y Briant, mengatakan kegiatan tahun ini adalah yang ke-9 kalinya digelar. "BIFHEX 2024 ini pameran terbesar di Jabar, pameran industri makanan dan minuman," ujarnya.
Richard menyebut pihaknya memboyong ratusan supplier pertama ke lokasi pameran agar pelaku industri UMKM, hotel, kafe, dan industri di Jabar bisa melihat langsung. "Ada lebih dari 200 tenant, mereka berasal dari seluruh Indonesia, termasuk dari Korea dan China. Sebenarnya bisa lebih banyak lagi, tapi spacenya terbatas," tuturnya.
Richard berharap pameran kali ini lebih bervariasi karena peserta pamerannya lebih dipilih-pilih. Dia juga ingin masyarakat Jawa Barat mendapatkan edukasi terkait teknologi terbaru di bidang food. "Tahun lalu transaksi Rp 200 miliar, tahun ini berharap Rp 300-400 miliar, bahkan sampai Rp 500 miliar," tuturnya.
Richard menambahkan bahwa harga produk yang dijual di pameran ini lebih murah dibandingkan yang dijual di pasaran. "Di sini mereka bisa bertemu dengan pembeli, otomatis harga yang ditawarkan bisa lebih murah daripada yang dijual, karena ini momentum ya," pungkasnya.